Sabtu 13 Jun 2020 08:40 WIB

BMH Bagikan 350 Paket Sembako untuk Dhuafa di Kaltim

Para dhuafa di Balikpapan dan Kutai Kartanegara itu terdampak Covid-19.

BMH menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19 di Balikpapan dan Kutai Kartanegara.
Foto: Dok BMH
BMH menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak Covid-19 di Balikpapan dan Kutai Kartanegara.

REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Wabah Covid-19 telah menjadikan tidak sedikit warga yang menjadi tulang punggung keluarga harus kehilangan pekerjaan karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal itu terjadi akibat  tempat mereka bekerja tidak dapat lagi beroperasi dengan normal. 

Tentu kondisi ini sangat berat bagi masyarakat. Sedangkan kebutuhan hidup tidak dapat tunda. Keluarga mereka membutuhkan makan dan kehidupan yang layak.

BMH kembali turun menyapa mereka yang membutuhkan melalui program Ekspedisi Kebaikan untuk Ketahanan Pangan. Hal itu dilakukan antara lain oleh BMH Perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim).

photo
Petugas BMH Kaltim menyerahkan bantuan kepada warga yang terdampak Covid-19.  (Foto: Dok BMH)

"Alhamdulillah selama pekan pertama dan kedua bulan Juni 2020 ini, BMH Kaltim  mendistribusikan 350 paket sembako kepada warga miskin dan terdampak Covid-19  di wilayah Balikpapan dan sekitarnya," terang Kepala Divisi Program dan Pemberdayaan BMH Kaltim, M  Rofiq, Jumat  (12/6).

 

Paket sembako disalurkan ke beberapa titik di Balikpapan dan Kutai Kartanegara (Kukar).  “Berbekal data dan informasi dari masyarakat tentang adanya keluarga terdampak, selama 1 pekan ini kami keliling melakukan survey sekaligus melakukan penyaluran sembako secara langsung. Setiap hari minimal ada 30-50 paket disalurkan kepada yang berhak," tutur Rofiq dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
Seorang pedagang kecil menerima bantuan sembako yang disampaikan oleh petugas BMH Kaltim. (Foto: Dok BMH)

"Di Kukar,  pendistribusian ke daerah Samboja, Amborawang laut dan darat, Salok Api. Sedangkan di  Balikpapan ke daerah timur, utara dan tengah,” imbuhnya.

Rofiq menyebutkan, program ini masih sangat relevan mengingat situasi pandemi belum menemukan titik terang apakah akan segera berakhir atau masih akan panjang.

“Sementara akses gerak memang sangat terbatas termasuk kala memutuskan untuk mencari nafkah dengan bekerja seperti biasanya,” ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement