Sabtu 13 Jun 2020 08:05 WIB

Australia Izinkan Kembali Kegiatan dengan Kerumunan Warga

Pertandingan olahraga, konser musik, dan festival akan dibuka kembali di Australia.

Red: Nur Aini
Siswa kembali bersekolah pada hari pertama di Brisbane, Queensland, Australia, Senin (11/5). Siswa di seluruh Queensland dari taman kanak-kanak hingga tingkat 11 dan 12 kembali ke kelas untuk pertama kalinya usai kegiatan belajar dari rumah imbas pandemi Covid19
Foto: AAP/ EPA-EFE / DAN PELED
Siswa kembali bersekolah pada hari pertama di Brisbane, Queensland, Australia, Senin (11/5). Siswa di seluruh Queensland dari taman kanak-kanak hingga tingkat 11 dan 12 kembali ke kelas untuk pertama kalinya usai kegiatan belajar dari rumah imbas pandemi Covid19

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ribuan warga di Australia akan diperbolehkan kembali menonton pertandingan olahraga, konser musik, serta festival.

Pemerintah Australia telah membahas upaya membuka kembali perbatasan antarnegara bagian yang selama ini ditutup akibat pandemi Covid-19. Pelonggaran aturan pembatasan aktivitas dan jumlah warga ditentukan dalam rapat Kabinet Nasional hari Jumat (12/06), meski dalam penerapannya tergantung dari masing-masing negara bagian.

Baca Juga

Berbicara setelah rapat kabinet, PM Scott Morrison mengatakan sudah ada pembahasan yang akan memperbolehkan stadion berkapasitas 40 ribu orang untuk dikunjungi oleh 10 ribu orang. Ia juga mengatakan negara-negara bagian di Australia sudah berada dalam koridor untuk menerapkan perubahan di bulan Juli.

Pelonggaran itu akan berlaku bagi acara-acara seperti pertandingan olahraga, konser, festival, meski hanya 25 persen dari kapasitas yang boleh terisi. Pembatasan 100 orang untuk berkumpul di dalam ruangan juga akan dihapuskan, sehingga tak ada ada lagi pembatasan jumlah. Tetapi tetap ada syarat untuk memperhatikan adanya ruang empat meter persegi per orang. Artinya, pesta pernikahan dan pemakaman telah diperbolehkan dengan dibatasi jumlah orang tergantung besarnya ruangan.

Pelonggaran di Tasmania

Dengan tidak adanya catatan kasus virus corona yang aktif, Tasmania dengan ibu kota Hobart akan melonggarkan lebih banyak aturan mulai pekan depan. Kepala negara bagian Tasmania, Premier Peter Gutwein mengatakan mulai Rabu pekan depan (10/06), akan diperbolehkan 80 orang untuk berkumpul di dalam dan luar ruangan.

Aturan ini berlaku di pusat kebugaran, pub, restoran, pesta pernikahan dan kegiatan pemakaman.

"Sudah 27 hari sejak kita mencatat kasus corona positif, jadi ini menjadi pencapaian penting untuk tidak mendapatkan kasusu positif dan tak ada kasus aktif untuk saat ini," ujarnya.

Namun belum diketahui kapan pastinya Tasmania akan mulai membuka perbatasannya, karena akan melihat perkembangannya di awal bulan Juli.

Australia Selatan buka perbatasan

Sementara Australia Selatan telah mengumumkan akan membuka perbatasannya pada 20 Juli. Sementara untuk pembatasan pelonggaran di sejumlah tempat, seperti pub, restoran, dan pusat kebugaran akan mulai dilakukan Jumat depan.

Kepala negara bagian Premier Steven Marshall mengatakan keputusan untuk membuka perbatasan berarti mereka yang masuk ke Australia Selatan dari negara lain tidak lagi butuh dikarantina selama 14 hari. Namun, larangan masuk bagi pendatang dari luar negeri masih akan diberlakukan.

Kepala negara bagian Northern Territory, atau Kawasan Australia Utara, Michael Gunner mengatakan akan mengevaluasi perbatasannya setiap pekannya berdasarkan tingkat penyebaran virus corona di negara bagian tetangganya.

Sementara di Australia Barat, kepala negara bagian Mark McGowan secara terpisah mengatakan perbatasan negara bagiannya akan dibuka kembali hanya jika situasi sudah aman. "Saya ingin sampaikan kepada semua pihak di seluruh negara bagian Australia, dan kepada negara-negara lain, kami hanya megambil keputusan berdasarkan pertimbangan kesehatan," tegasnya.

Di Tasmania, Premier Peter Gutwein mengisyaratkan akan mengambil keputusan tentang perjalanan domestik pada bulan depan. Namun Pemerintah Tasmania, katanya, akan ikut membahas rencana pembukaan jalur trans-Tasmania bersama pemerintah federal dan Selandia Baru.

Untuk negara bagian Queensland, Premier Annastacia Palaszczuk telah mengumumkan akan meninjau kembali penutupan perbatasannya pada akhir Juni. Selain membahas pembukaan perbatasan, Kabinet Nasional Australia juga akan mengevaluasi aturan-aturan mengenai kerumunan warga dalam ruangan, operasional maskapai penerbangan, serta percepatan proyek-proyek infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja.

Isu penutupan perbatasan yang berlaku saat ini mulai disoroti oleh para politisi, bahkan termasuk dari Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters. Ia menilai, penutupan perbatasan Australia telah menghalangi terciptanya perjalanan trans-Tasman antara kedua negara.

Menteri Perdagangan dan Pariwisata Australia, Simon Birmingham sependapat dengan Menlu Selandia Baru. PM Scott Morrison sendiri menjelaskan pihaknya ingin agar masyarakat bisa memiliki tanggal yang pasti kapan perbatasan bisa dibuka kembali.

"Kita perlu membuka perbatasan domestik, yang berlaku di Australia Selatan, Tasmania, Queensland dan Australia Barat," katanya dalam salah satu program ABC.

"Saya berharap secepatnya negara-negara bagian bisa menetapkan tanggalnya pada bulan Juli, ketika perjalanan antarnegara bagian dibuka kembali," tambahnya.

Tampaknya harapan PM Morrison sulit terwujud, mengingat banyak kepala negara bagian yang telah menegaskan hanya akan melakukannya setelah mendapat masukan dari pakar kesehatan. PM Morrison dan pejabat tertinggi di bidang kesehatan menyatakan pihaknya tidak pernah menyarankan adanya penutupan perbatasan antarnegara bagian. Namun, Kabinet Nasional telah sepakat untuk menyerahkan keputusan akhir pada masing-masing negara bagian.

Berita ini diterbitkan di: https://www.abc.net.au/indonesian/2020-06-12/australia-bahas-pembukaan-kembali-perbatasan/12348766

sumber : ABC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement