Jumat 12 Jun 2020 22:42 WIB

Pakar Siber Komentari Banyaknya Penipuan Lelang Pegadaian Palsu

Pakar Siber Komentari Banyaknya Penipuan Lelang Pegadaian Palsu

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Pakar Siber Komentari Banyaknya Penipuan Lelang Pegadaian Palsu. (FOTO: F5 Labs)
Pakar Siber Komentari Banyaknya Penipuan Lelang Pegadaian Palsu. (FOTO: F5 Labs)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Maraknya modus penipuan lelang online melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan lain-lain membuat masyarakat menjadi bingung dan resah karena kerugian yang dialaminya. Penipuan berkedok lelang online itu merugikan perusahaan gadai nasional yang namanya dicatut untuk melakukan modus tersebut.

Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja, mengatakan bahwa penipuan yang berkedok lelang tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama. Awalnya, jenis kejahatan ini bersifat konvensional. Seiring dengan perkembangan zaman pelaku mengubah tindak kejahatan yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, salah satunya melalui media sosial.

Baca Juga: Awas! Kejahatan Siber Terus Mewabah, Modusnya Beragam...

"Sebenarnya modus-modus penipuan tidak ada yang berubah, hanya yang dahulu itu adalah kejahatan konvensional. Sekarang, dengan hadirnya teknologi sebagai enabler, para pelaku penipuan ini juga menyesuaikan diri dan memanfaatkan teknologi untuk memuluskan dan mempercanggih upaya-upaya penipuan mereka. Penipuan lelang online ini adalah salah satu opportunity yang memanfaatkan kesulitan ekonomi masyarakat dengan menawarkan produk fiktif online dengan harga miring melalui lelang," jelas Ardi di Jakarta.

Menurut Ardi, kejahatan lelang apapun akan sulit dicegah, terkecuali bila seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama membangun awareness. Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi yang dimulai dari sekolah hingga perguruan tinggi, juga dipadukan dengan pembangunan literasi digital.

Sementara, bagi Lembaga seperti PT Pegadaian (Persero) juga harus punya komitmen untuk bisa jangan hanya melindungi perusahaan saja, tetapi seluruh ekosistem yang menjadikannya sebagai suatu perusahaan besar termasuk keamanan dan keselamatan nasabah dan calon nasabahnya. Oleh karena itu, langkah Pegadaian bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) merupakan langkah tepat.

"Program komunikasi publik juga harus dijadikan salah satu program strategis yang rutin dijalankan guna menekan potensi kerugian yang bisa timbul akibat tindakan-tindakan kejahatan seperti lelang online," ungkapnya.

Ardi juga menjelaskan modus pelaku kejahatan lelang online ini yang tidak mengenal umur, status sosial, tingkat pendidikan, kedudukan dan jabatan. Hampir semua tingkatan masyarakat tersebut menjadi korban. Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat Indonesia jauh lebih berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial.

Sekretaris PT Pegadaian (Persero), R. Swasono Amoeng Widodo, meminta masyarakat mewaspadai penipuan berkedok lelang online yang mengatasnamakan Pegadaian. Pasalnya, penipuan ini beredar melalui berbagai media sosial oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Sampai saat ini Pegadaian tidak memiliki program atau melakukan lelang secara online. Proses lelang dilakukan secara langsung dan terbuka untuk semua orang di outlet-outlet Pegadaian, bazar, atau pameran," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement