Jumat 12 Jun 2020 18:48 WIB

Pasar Saham Indonesia Masih Tawarkan Peluang Menarik

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan pulih di tahun 2021.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pengunjung memotret layar pergerakan Indek Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung memotret layar pergerakan Indek Saham Gabungan (IHSG) di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar saham Indonesia dinilai masih menawarkan peluang investasi yang menarik bagi investor. Secara fundamental, earnings pada tahun ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif.

"Tampaknya potensi pasar saham Indonesia untuk jatuh lebih dalam sudah semakin terbatas," kata Portfolio Manager - Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Andrian Tanuwijaya, dalam keterangan pers tertulis, Jumat (12/6).

Baca Juga

Menurut Andrian, pertumbuhan earnings pada umumnya akan sejalan dengan pertumbuhan PDB. Berdasarkan proyeksi baik lembaga internasional ataupun pemerintah Indonesia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan pulih di tahun 2021.

Meski demikian, Andrian mengakui, masih agak sulit untuk dapat memproyeksikan besaran angka pertumbuhan laba perusahaan baik di tahun 2020 maupun 2021. Sebabnya, besaran tingkat pemulihan pertumbuhan ekonomi pun masih belum dapat dipastikan.

Namun, Andrian meyakini Indonesia  dengan konsumsi domestik yang menjadi kontributor utama ekonomi dapat mengalami pemulihan relatif lebih cepat. Atas dasar itu, keberhasilan penanganan Covid-19 menjadi menjadi kunci kembalinya keyakinan investor di pasar saham.

 

Meskipun faktor ketidakpastian terkait dengan pandemi ini masih relatif tinggi, Andrian menilai, kondisi saat ini sudah jauh membaik jika dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu.

Dalam berinvestasi, Andrian mengatakan, MAMI secara bertahap menempatkan portofolio kepada beberapa sektor siklikal seperti finansial dan consumer discretionary yang selama tiga bulan terakhir mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19.

"Di samping itu kami akan terus mencermati likuiditas dan volatilitas untuk memastikan pengelolaan investasi memberikan hasil optimal dengan risiko yang terkendali," kata Andrian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement