Jumat 12 Jun 2020 14:21 WIB

Malaysia dan Thailand Didesak Selamatkan Pengungsi Rohingya

Malaysia telah menahan ratusan pengungsi Rohingya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pengungsi Rohingya berbelanja bahan makanan di pasar Kutupalong Rohingya di kamp Coxs Bazar, Bangladesh, 15 Mei 2020.
Foto: AP
Pengungsi Rohingya berbelanja bahan makanan di pasar Kutupalong Rohingya di kamp Coxs Bazar, Bangladesh, 15 Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia dan Thailand didesak untuk menyelamatkan pengungsi Rohingya dan memberikan suaka kepada mereka. Human Rights Watch (HRW) mengatakan, pihak berwenang Malaysia telah menahan 269 pengungsi Rohingya yang tiba di lepas pantai Malaysia, Langkawi, Senin lalu.

Selain itu, kapal lainnya yang membawa sekitar 300 pengungsi Rohingya juga telah tiba di dekat Pulau Koh Adang, Thailand. HRW mengatakan, kedua kapal berangkat dari Bangladesh pada Februari. Dengan demikian, para pengungsi Rohingnya telah berada di atas lautan selama empat bulan tanpa makanan dan air bersih yang memadai.

Baca Juga

"Malaysia dan Thailand harus segera menyelamatkan para pengungsi Rohingya yang terdampar di laut dan memberi mereka bantuan dan akses ke suaka," kata HRW dalam sebuah pernyataan.

HRW memperkirakan, hampir 100 warga Rohingya meninggal dunia di atas kapal dalam perjalanan menuju Malaysia dan Thailand. Direktur HRW Asia, Brad Adams mengatakan, pemerintah Asia Tenggara harus melindungi para pengungsi Rohingya setelah mereka melarikan diri dari operasi militer yang kejam di Myanmar.

"Sementara, Myanmar pada akhirnya tetap bertanggung jawab atas penderitaan para pengungsi Rohingya, Malaysia dan Thailand harus berhenti mengenakan penutup mata tentang risiko langsung dan penderitaan yang mereka hadapi di laut," kata Adams.

HRW mengatakan, para pejabat Malaysia berniat  mengembalikan kapal pengakut warga Rohingya ke perairan internasional. Namun, kapal tersebut rusak sehingga pengembalian ditangguhkan. Sekitar 50 pengungsi melompat dari kapal dan berenang hingga ke tepi pantai. Mereka kemudian ditahan dan kapal penumpang yang masih terombang-ambing di lautan ditarik ke Langkawi.

"Badan Penegakan Maritim Malaysia menangkap mereka pada saat kedatangan dan telah menahan mereka di pusat Kamp Pembangunan Bangsa," ujar HRW.

Dari jumlah pengungsi Rohingya yang ditahan, sebanyak 70 persen dari mereka mampu berdiri dan berjalan. Sementara, pengungsi lainnya terbaring lemas karena kekurangan makanan dan air bersih selama dalam perjalanan. 

Berita ini diterbitkan di: https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/malaysia-thailand-urged-to-rescue-stranded-rohingya/1874133

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement