Jumat 12 Jun 2020 04:40 WIB

Indef: Bank yang Berekosistem Berpeluang Besar Bisa Bertahan

Ekosistem menjadi kunci penting bagi perbankan supaya bisa mempertahankan profit.

Petugas dengan menggunakan sarung tangan melayani nasabah. ilustrasi
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas dengan menggunakan sarung tangan melayani nasabah. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai bank yang berekosistem dan tidak terlalu mengandalkan layanan kredit berpeluang besar dapat bertahan untuk ke depannya. Menurut dia, ekosistem menjadi kunci penting bagi perbankan supaya mereka bisa mempertahankan profitnya.

"Bank yang berpeluang besar bertahan atau survive adalah bank yang bisa berekosistem, berekosistem di sini bisa milik sendiri atau berkolaborasi dengan yang lain," ujar Aviliani dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis (11/6).

Baca Juga

Aviliani menuturkan, kalau sekarang mungkin bank bisa meraih untung besar, namun untuk ke depannya bank akan semakin kecil meraih keuntungan jika hanya atau terlalu mengandalkan kredit. "Memang tren ke depan kalau bank itu hanya tergantung pada kredit agak berat, karena tren ke depan suku bunga akan semakin menurun. Dengan demikian persaingan akan semakin besar," kata ekonom Indef tersebut.

Aviliani mengatakan bahwa saat ini banyak bank yang sudah mulai menggencarkan layanan transaksi, bekerjasama dengan para merchant, hal-hal ini yang membuat keuntungan bank akan meningkat.

Sebelumnya ekonom Indef tersebut mendorong agar perbankan harus melakukan inisiatif dalam mendekati nasabahnya termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang disebut masih lambat dalam melakukan peralihan produk.

Perbankan, kata dia, sangat tergantung pada kecepatan bisnis dan masyarakat dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Artinya jika sektor riil bermasalah maka akan memberikan dampak kepada perbankan.

Lebih lanjut Aviliani mengatakan bahwa bank harus mendekati nasabah yang diberikan restrukturisasi. Bagaimana ke depan, apakah strategi ke depan masih bisa bertahan atau bagaimana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement