Kamis 11 Jun 2020 20:22 WIB

Hilangkan Jenuh, Nekad Berwisata di Tengah Wabah Covid-19

Pemkot Serang sebenarnya belum membuka resmi obyek wisata bagi masyarakat

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Hiru Muhammad
Makam Sultan Maulana Hasanuddin di Situs Kesultanan Banten, Kota Serang, Kamis (11/6). Terlihat para objek wisata ini telah dipadati peziarah dari berbagai daerah meskipun pemda setempat belum membuka kegiatan wisata secara resmi.
Foto: Alkhaledi Kurnialam
Makam Sultan Maulana Hasanuddin di Situs Kesultanan Banten, Kota Serang, Kamis (11/6). Terlihat para objek wisata ini telah dipadati peziarah dari berbagai daerah meskipun pemda setempat belum membuka kegiatan wisata secara resmi.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Banyak cara dilakukan orang untuk mengusir rasa jenuh akibat terlalu lama berada di rumah. Seolah rasa jenuh yang telah memuncak  tersebut telah mengalahkan ancaman wabah Covid-19 yang dapat menyerang siapa saja yang lengah menjaga kesehatannya.

Seperti yang dilakukan Basri (24 tahun) warga Kota Tangerang, Banten mengaku telah memendam jenuh selama masa pandemi Covid-19. Setelah keluar rumah dan berziarah mendatangi  makam para Sultan Banten di Situs Kesultanan Banten, Kota Serang. "Jenuh, malah bisa dibilang stress kalau terus begini mah. Kita bersama teman satu daerah lah, ziarah ke sini, sambil ibadah itung-itung pelesiran," kata Basri usai melakukan ziarah di makam Sultan Maulana Hasanuddin, Kamis (11/6).

Basri mengaku tetap takut atas ancaman penularan Covid-19, namun ia meyakini dirinya tidak akan tertular karena tetap melakukan anjuran protokol kesehatan. "Saya  yakin aja lah yang penting pakai masker, kita lihat di sini juga kan orang udah ramai datang ziarah," katanya.

Menurutnya, kegiatan ziarah ke makam Sultan Hasanudin merupakan pengalaman pertama bagi dirinya. Karenanya, ia membawa serta kerabatnya yang telah pernah berziarah ke Kesultanan Banten. "Kita berangkat pagi-pagi dari Tangerang, sebelum ke sini (Situs Kesultanan Banten) juga ke Gunung Santri buat ziarah. Bareng teman-teman aja, karena memang kerjanya kebanyakan belum mulai jadi kita buat kegoatan aja," katanya.

Pada pengalaman  pertama mengunjungi Situs Kesultanan Banten dan makam para Sultan, Basti mengaku sangat senang sehingga cukup membuat jenuhnya terobati."Ini ramai banget, penuh, katanya sih kalau hari biasa bisa lebih penuh dari ini kalau hari Kamis. Lumayan lah sembari jalan-jalan," ujarnya.

Salah seorang penjaga makam Sultan Hasanuddin, Gaos (53 tahun) mengaku dibukanya kompleks pemakaman telah membuka kembali pintu rezeki bagi para penjaga makam. Menurutnya, hampir tiga bulan kompleks pemakaman sultan ditutup, para penjaga makam terputus penghasilannya."Di sini mulai buka sejak lebaran kemarin, selama tiga bulan sebelumnya pengurus (makam) cuman di rumah aja nggak bisa usaha. Alhamdulilah sekarang sudah mulai dibuka lagi," katanya.

Gaos mengisahkan setiap hari ada lebih dari 50 orang penjaga makam yang mencari nafkah sambil menjaga makam. Para penjaga makam ini bertugas untuk memandu doa dan aktivitas ziarah di Makam Sultan Hasanuddin."Sehari di sini ada lebih 50 orang, belum yang penjual makanan, orang foto-foto. Semua berhenti aktivitasnya karena Covid-19 ini," ujarnya.

Menurutnya, meskipun bayang-bayang penularan Covid-19 tetap ada, pihak pengelola makam telah menegaskan kewajiban untuk melaksanakan protokol kesehatan."Mudah-mudahan lah nggak ada yang tertular di sini ya, sekarang kan memang udah ramai tapi belum seramai biasanya. Kita juga disuruh pakai masker buat kesehatan," katanya.

Kepala Dinas Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Kota Serang, Akhmad Zubaidillah mengaku sebenarnya belum ada objek wisata yang telah dibuka untuk masyarakat. Berbagai objek wisata yang telah dibuka oleh pengelola disebutnya adalah karena pengelolanya abai akan anjuran pemerintah. "Sekarang ini objek wisata yang buka karena pengelolanya ngeyel, tidak mengindahkan perintah dan anjuran pemerintah daerah. Kita sudah ke lapangan, sudah ke Banten Lama (kesultanan banten), sudah minta pengelola untuk tidak meladeni peziarah dan menutupnya," katanya.

Hingga kini, Zubaidillah mengaku belum ada surat resmi pembukaan objek wisata dari Pemkot Serang. Ia meminta masyarakat menunggu hingga keputusan membuka objek wisata diterbitkan jika ingin melakukan kegiatan wisata."Kalau kita kan ingin melindungi masyarakat, sampai sekarang juga belum ada kepastian kapan surat edaran new normal berlaku," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement