Kamis 11 Jun 2020 14:26 WIB

Risma Sebut Warga Surabaya yang Reaktif Rapid Test Menurun

Wali Kota Surabaya mengatakan jumlah warga yang reaktif dari rapid test kian menurun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Bayu Hermawan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tiga kepala daerah di Surabaya Raya melakukan penandatanganan komitmen bersama terkait pencegahan dan penanggulangan Covid-19 setelah tidak diperpanjangnya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah setempat. Penandatanganan komitmen bersama tersebut dilakukan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (11/6).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersyukur karena PSBB tidak diperpanjang sehingga dapat menjalankan roda perekonomian di kota setempat. Ia juga mengaku tugas tersebut memang tidak mudah. "Tapi, harus kami lakukan mengingat warga kami juga harus melanjutkan kehidupan mereka untuk mencari nafkah," kata Risma.

Baca Juga

Meski tanggung jawab tersebut terbilang besar, Risma mengaku akan sekuat tenaga bekerja keras dan berusaha untuk memegang komitmen, terutama dalam hal mencegah penyebaran Covid-19. Bahkan, ia menegaskan akan terus melakukan tracing ke sejumlah wilayah yang tersebar di Kota Pahlawan.

"Perlu kami sampaikan, kami tetap melakukan tracing untuk terus memantau dan mengetahui siapa saja yang terkonfirmasi Covid-19," ujarnya.

Risma mengaku sampai saat ini Pemerintah Kota Surabaya gencar menggelar tes swab dan rapid test. Menurut dia, dalam setiap tes yang digelar, jumlah warga yang reaktif sudah mulai mengalami penurunan. 

"Bahwa rapid test ini mulai menurun, terutama yang reaktif. Hari ini kami juga melakukan tes swab kurang lebih 280 warga," katanya.

Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto mengingatkan agar seluruh masyarakat dan pelaku usaha disiplin dalam menetapkan protokol kesehatan yang tertuang dalam perwali 2020 tentang masa transisi dari PSBB ke era kenormalan baru. Menurut dia, hal ini merupakan langkah Pemkot Surabaya dalam menyeimbangkan kesehatan dan perekonomian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement