Kamis 11 Jun 2020 11:42 WIB

Warga Palestina di Israel Protes Penghancuran Makam Muslim

Israel membuldiser pemakaman Muslim abad ke-18 di Jaffa untuk proyek perumahan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina di Israel Protes Penghancuran Makam Muslim. Kota Jaffa, Tel Aviv, Israel
Foto: go-telaviv.com
Warga Palestina di Israel Protes Penghancuran Makam Muslim. Kota Jaffa, Tel Aviv, Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sejumlah warga Palestina di kota Jaffa, selatan Tel Aviv, pada Selasa (9/6) malam memprotes langkah otoritas Israel atas penghancuran pemakaman Muslim bersejarah di kota itu. Buldoser-buldoser yang ditemani sejumlah besar polisi Israel pada Senin malam mulai menggali kuburan di Pemakaman Isaf untuk memberi jalan bagi pembangunan proyek perumahan tunawisma.

Pemakaman tersebut diketahui berasal dari zaman Ottoman. Sebelum terciptanya Israel, Jaffa adalah kota yang didominasi orang-orang Palestina Arab. Namun, sebagian besar penduduk Palestina diusir secara paksa oleh milisi Zionis pada peristiwa Nakba (Bencana) 1948, selama pendirian Israel.

Baca Juga

Saat ini, sekitar 16 ribu warga Palestina, yang memegang kewarganegaraan Israel, tetap berada di Jaffa. Kota itu saat ini dihuni sekitar 30 ribu warga Yahudi.

Jaffa dianeksasi ke Tel Aviv oleh Israel pada 1950. Seperti properti wakaf Muslim lainnya, pemakaman Isaf ditempatkan di bawah kendali Otoritas Pertanahan Israel. Warga Palestina-Israel tidak dapat memulihkan tanah wakaf yang diambil alih pemerintah Israel.

Seorang aktivis Palestina-Israel yang tinggal di Jaffa, Kayed Abu Din, mengatakan penduduk Jaffa terkejut oleh keputusan Israel menghancurkan pemakaman tersebut. "Kami bangun pada Senin pagi saat mengetahui berita tentang keputusan pemerintah kota Tel Aviv-Jaffa menghancurkan kuburan Isaf. Tidak banyak Muslim di Jaffa yang memahami bahaya dari tindakan semacam itu. Tuhan melarang, semua kuburan lain bisa dalam bahaya di masa depan," kata Abu Din, dilansir di The New Arab, Kamis (11/6).

Warga Palestina berupaya melancarkan aksi protes atas langkah otoritas Israel tersebut. Namun, polisi Israel menembakkan gas air mata dan menggunakan bom suara terhadap warga Palestina yang memprotes penghancuran kuburan tersebut saat berkumpul di Clock Tower Square di Jaffa.

Terdapat laporan beberapa pengunjuk rasa, termasuk seorang anak, terluka dalam insiden itu. Sementara itu, pemerintah kota Tel Aviv mengatakan, bahwa bangunan yang akan dibangun di atas kuburan akan menyediakan perumahan bagi warga tunawisma dan miskin di Tel Aviv dan Jaffa.

Namun, seorang pengacara yang mengepalai Dewan Islam Jaffa, Mohammed Durai'i, mengatakan keputusan menghancurkan dan menodai kuburan tersebut menunjukkan kampanye Israel menggusur warga Palestina masih berlangsung. Dia menolak pembenaran pemerintah kota Tel Aviv atas penghancuran pemakaman itu. Menurutnya, sudah ada banyak lahan yang dapat digunakan untuk proyek perumahan.

"Nakba rakyat Palestina masih terus berlanjut dalam bentuk paling buruk dan bahkan yang mati dipindahkan. Di Jaffa ada 45 taman, hanya digunakan untuk anjing berjalan, yang mencakup lebih dari 10 dunum (satu hektare)," ujarnya.

Namun demikian, dia mengatakan Kotamadya ingin membangun gedung yang tentu saja hanya akan bermanfaat bagi orang-orang Yahudi di atas pemakaman Muslim yang disucikan itu. Israel sebelumnya telah menodai pemakaman Muslim lainnya untuk membangun blok apartemen, pusat perbelanjaan, dan fasilitas lainnya. Pada 2016, beberapa kuburan di pemakaman Bab al-Rahmeh di Yerusalem Timur dihancurkan oleh Israel untuk taman nasional.

Sumber: https://english.alaraby.co.uk/english/news/2020/6/10/palestinian-israelis-protest-bulldozing-of-muslim-cemetery-in-jaffa

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement