Kamis 11 Jun 2020 10:51 WIB

Membantu Petugas Pemakaman Sebagai Garda Terakhir Covid-19

Pangkoopsau I menganggap, petugas TPU Pondok Ranggon melakukan pekerjaan mulia.

Pangkoopsau I Marsma Tri Bowo Budi Santoso memberi bantuan petugas pemakaman TPU Pondok Ranggon, Jaktim, Kamis (11/6).
Foto: Dok
Pangkoopsau I Marsma Tri Bowo Budi Santoso memberi bantuan petugas pemakaman TPU Pondok Ranggon, Jaktim, Kamis (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra

Pandemi Covid-19 yang terjadi di Jakarta sejak Maret 2020, membuat jumlah pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, meningkat. Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) TPU Pondok Ranggon, Marton Sinaga, mengatakan, para petugas pemakaman dapat dikatakan sebagai garda terakhir penanganan Covid-19. Sejak TPU Pondok Rangon ditetapkan sebagai pemakaman khusus Covid-19, kata dia, petugas harus bekerja secara ekstra.

Pasalnya jika melihat berita di televisi, kesan virus corona yang menakutkan cukup menghantui pekerja penggali makam. Namun, ketika ada arahan resmi dari Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan, mau tidak mau seluruh petugas di TPU Pondok Ranggon harus siap melayani semua jenazah dengan protokol Covid-19.

"Kami harus siap. Kami pikirkan, orang disuruh menjauh, kami harus mendekat, ini yang tak bisa saya pikirkan untuk memotivasi teman-teman (bekerja sungguh-sungguh)," kata Marton saat menerima kunjungan Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I Marsma Tri Bowo Budi Santoso di TPU Pondok Ranggon, Kamis (11/6).

Dia menjelaskan, pada awalnya pekerja yang bertugas hanya memiliki perlengkapan seadanya. Seiring berjalannya waktu, kini seluruh prosedur pemakaman harus ditaati. Menurut Marton, semua petugas wajib memakai alat pelindung diri (APD) lengkap untuk menghindari kontak dengan jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19. Kemudian, petugas wajib mandi dan memastikan dirinya steril agar ketika pulang tidak menularkan virus corona kepada keluarganya.

Marton menceritakan, pada masa puncak pemakaman periode Maret hingga April lalu, saking banyaknya jenazah yang dimakamkan, sampai ada petugas yang sepekan tidak pulang. Bahkan, saat dia pulang, malah khawatir ketika ingin memangku anaknya, lantaran takut positif Covid-19, dan tak ingin menularkan ke penghuni rumah.

"Yang dimakamkan satu atau dua dari tanggal 13 Maret, kemudian mulai tanggal 30 Maret sampai 1 April, yang dimakamkan meningkat, bahkan pernah sampai pukul 23.00 WIB, saat hujan, semua kami harus memakamkan begitu banyak di sini. Saat itu kami bahkan belum ada lampu, lahan masih mentah, tapi kami tetap bekerja agar masyarakat tetap terlayani," ucap Marton.

Dia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Koopsau I yang memberikan bantuan bingkisan. Marton menyebut, selama ini ada kesan yang dipublikasikan membutuhkan bantuan, yaitu dokter selaku garda terdepan penanganan Covid-19. Adapun petugas pemakaman sebagai garda terbelakang, kerap terlupakan.

"Bantuan TNI AU ini memotivasi kami, kami sebagai garda terakhir kerap terlupa. Beberapa hari ke depan, semoga semakin banyak saudara-saudara kami yang bergumul dengan pemakaman Covid-19, mendapat bantuan," ujar Marton.

Salah satu petugas pemakaman TPU Pondok Ranggon, yang minta dipanggil Pak Adi, mengatakan, tugasnya saat ini sudah lebih santai dibandingkan tiga atau dua bulan lalu. Menurut dia, pada Mei dan Juni, jumlah pemakaman Covid-19 di TPU jauh menurun. Pada Rabu (10/6), kata dia, hanya terdapat sembilan jenazah yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19.

"Kalau awal-awal Covid itu sehari bisa 20 orang, atau lebih. Kami kerja ada yang sampai malam. Sekarang turun. Bantuan (dari Koopsau I) ini sangat membantu bagi kami," kata Pak Adi yang membawa bingkisan ke motornya.

Pangkoopsau I Marsma Tri Bowo Budi Santoso, mengatakan, pemberian bantuan sebagai bentuk perhatian TNI AU kepada petugas pemakaman yang menjadi garda terakhir atau terbelakang penanganan Covid-19, Menurut Tri Bowo, Koopsau I bakal merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-69 pada 15 Juni mendatang. Karena terpanggil untuk berbagi, ia akhirnya menjatuhkan pilihan untuk membantu petugas pemakaman TPU Pondok Ranggon.

"Semua penting di mata Tuhan, semua wabah sesuatu yang tak kita harapkan, sikap kita harus siap. Tak ada kata lain, saya yakin insya Allah di balik musibah ada keberkahan. Garda terakhir penjaga makam semoga diberi kekuatah oleh Allah hingga wabah Covid-19 dapat pergi dari bumi Indonesia," kata mantan komandan Lanud Silas Papare Jayapura tersebut.

Menurut Tri Bowo, TPU Pondok Ranggon bukan merupakan tempat asing baginya. Pasalnya kedua orang tuanya, dan ibu mertua juga dimakamkan di TPU yang lokasi berbatasan dengan Kota Bekasi tersebut. Adapun ayah mertunya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Dia menyemangati agar petugas pemakaman tidak berkecil hati jika kadang kurang diperhatikan dibandingkan profesi pekerjaan lainnya dalam kaitan penanganan Covid-19. Hal itu lantaran setiap pekerjaan yang bertujuan baik pasti diridhoi Allah SWT.

"Saya harap bapak-bapak tetap tegar, ini tugas mulia, kita tak bisa hindari. Selama pandemi, anggota (Koopsau yang bertugas di sini) bilang pengunjung relatif berkurang. Mudah-mudahan bantuan Koopsau I ini bisa memicu instansi lain supaya mengikut agar penjaga dan pengurus makam tetap diperhatikan," kata Tri Bowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement