Rabu 10 Jun 2020 21:56 WIB

Produksi Face Shield di Kediri Ajak Warga Terdampak Covid-19

Dalam sehari, mereka bisa membuat kurang lebih 100 face shield.

Face shield (ilustrasi).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Face shield (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Seorang warga Kota Kediri, Jawa Timur, membuat face shield atau penutup wajah. Pembuatan tersebut dilakukan dengan memberdayakan para remaja yang orang tuanya terdampak Covid-19.

Penjualan face shield tidak hanya di Kediri, tetapi tembus hingga sejumlah daerah di Jawa Timur hingga DKI Jakarta. Endah Widi Sulfiana, warga Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri membuat face shield tersebut karena berdasarkan permintaan. "Awalnya ada permintaan untuk anak-anak. Apalagi kalau nanti sekolah jadi masuk, anak-anak membutuhkan," kata Endah di Kediri, Rabu (10/6).

Dia akhirnya mencoba membuat face shield dengan berkonsultasi bersama saudaranya terkait face shield seperti apa yang aman untuk kesehatan. Setelah didapatkan, akhirnya dia memberanikan diri untuk membuatnya.

                               

Dalam usahanya membuat face shield, Endah mengajak para remaja untuk mengerjakannya. Dalam sehari, mereka bisa membuat kurang lebih 100 face shield.

Harga face shield bervariasi mulai dari Rp15 ribu sampai Rp 20 ribu per unit, tergantung ketebalan mika. Selain itu, juga tersedia face shield untuk bayi dengan harga Rp 18 ribu. Pihaknya juga melayani pesanan calon pembeli dengan stiker berlabel nama anak. Sementara untuk face shield dewasa, dia juga membuat dengan harga Rp 20 ribu per unit.

Dia mengatakan pesanan cukup banyak. Bahkan, dia melayani pesanan dari berbagai kota di Jawa Timur, termasuk hingga Jakarta. Bahkan, banyak yang berminat menjadi reseller.

                               

"Saya ambil untuk sedikit saja, yang penting bisa jalan dan teman-teman ini bisa dapat tambahan uang saku," kata Endah.

                               

Anak-anak yang ikut membantu usahanya mayoritas orang tuanya terkena dampak Covid-19. Mereka ada yang dirumahkan tanpa gaji. Dari membantu mengerjakan face shield ini, anak-anak tersebut bisa mendapatkan uang tambahan untuk mendaftar ke universitas.

                               

Endah juga mengaku awalnya dia membuat alat pelindung diri (APD). Permintaan awalnya cukup baik dimana sehari bisa memproduksi hingga 100 unit APD. Harga jual juga relatif terjangkau sekitar Rp 80 ribu per unit. Namun, persaingan  produksi APD semakin banyak sehingga saat ini beralih membuat face shield.

                               

Aktivitas warga untuk tetap bergerak di berbagai bidang juga selalu mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kota Kediri. Salah satu bentuk dukungan agar UMKM terus bergerak di masa pandemi dengan ikut mengenalkan produk di jejaring sosial Instagram resmi milik Pemkot Kediri.

Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar ingin agar pihak perbankan serta swasta untuk membantu persiapan pemulihan ekonomi pada era normal baru di tengah pandemi Covid-19. "Saya berharap, CSR dari perusahaan jangan untuk alat kesehatan saja. Justru pihak perbankan ini harus menggerakkan ekonomi UMKM," ujarnya.

Dia yakin ini langkah terbaik untuk menjaga nasabah. "Kalau ekonomi berputar, pasti bisnis perbankan bisa berjalan dengan lancar," kata Abu Bakar.                 

Pihaknya juga mengajak kalangan swasta untuk membantu program pemulihan pemerintah. Hal ini dilakukan agar ekonomi segera tumbuh kembali.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement