Rabu 10 Jun 2020 16:11 WIB

Baru Dua Hari Digunakan, Jembatan Putus Tertimpa Longsor

Akibat rusaknya jembatan itu, sekitar 60 KK terisolasi

Rep: bayu adji p/ Red: Hiru Muhammad
Petugas menunjukan jembatan yang terputus tertimpa lonhsor di Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/7).
Foto: bayu adji p
Petugas menunjukan jembatan yang terputus tertimpa lonhsor di Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Sebuah jembatan dengan panjang sekira 20 meter di Kampung Bugel, Desa Bugel, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, terputus tertimpa longsor yang terjadi pada Rabu (10/6). Akibatnya, sekira 60 kepala keluarga (KK) terisolasi.

Kepala Desa Bugel, Ruhimat mengatakan, longsor yang terjadi di wilayah itu disebabkan hujan deras yang terjadi sejak Selasa (9/6). Padahal, jembatan itu baru digunakan dua hari oleh warga. "Jembatan ini baru diperbaiki selama satu bulan lalu dan baru digunakan dua hari, tapi sekarang hilang tertimpa longsor," kata dia sambil menunjukan sisa besi jembatan yang tertimpa longsor itu, Rabu.

Ia menyebutkan, awalnya dibangun permanen pada 2018. Namun, pada Februari 2020, jembatan itu tertimpa longsor. Atas dasar hasil musyawarah desa, pemerintah desa menganggarkan untuk permbangunan ulang jembatan permanen itu menggunakan dana desa.

Ruhimat mengatakan, anggaran yang digunakan untuk pembangunan itu berkisar Rp 51 juta. Selama satu bulan, jembatan itu selesai dibangun. Setelah selesai dibangun, warga bisa melintasi jembatan itu, bahkan dengan kendaraan roda empat. Namun, baru dua hari digunakan, jembatan itu tertimpa longsor. 

"Kerugian, jembatan ini dibuat dengan dana desa sekira Rp 51 juta. Dan sekarang hangus terbawa longsor semua," kata dia sambil menunjukan laporan penggunaan anggaran dana desa untuk pembangunan jembatan itu, yang tertuang dalam sebuah spanduk yang masih terpampang di dekat jembatan tersebut. Tebing yang berada disamping jembatan yang telah putus itu memang cukup tinggi, sekira 100 meter. Longsoran dari tebing itulah yang membuat jembatan raib. 

Ruhimat mengatakan, akibat terputusnya jembatan tersebut, sekitar 60 KK di kampung itu terisolasi. Sebab, jembatan itu merupakan satu-satunya akses yang bisa dilalui kendaraan. Kalaupun warga hendak melintas, mereka harus menyusuri jalan setapak menuruni tebing dengan berjalan kaki.

Republika mencoba jalan setapak yang bisa dilalui untuk warga melintas. Namun, kontur jalan terjal karena harus menuruni tebing memutari jembatan yang tertimpa longsor. Selain itu, jalan itu juga lebih jauh berkali-kali lipat dibanding melalui jembatan.

Longsor yang terjadi di Kampung Bugel tak hanya memutus jembatan. Menurut Ruhimat, longsor juga memutus tiga saluran irigasi sawah dan dua saluran air warga.

Ihwal penanganan ke depan, ia mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat. Untuk sementara, penanganan yang paling cepat adalah membuat jembatan darurat. Sebab, ia menambahkan, diketahui ada dua perempuan yang hamil tua di kampung yang terisolir itu. Dikhawatirkan, perempuan itu akan segera melahirkan.

Untuk penanganan jangka panjangnya, pihak desa berencana kembali membuat jembatan permanen. "Tapi lokasinya kemungkinan dipindah," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement