Rabu 10 Jun 2020 07:36 WIB

RSA UGM Tambah Gedung untuk Tangani Pasien Covid-19

Jika sebelumnya hanya 16, kini RSA UGM mampu menampung sebanyak 107 pasien

Rep: (Wahyu Suryana)/ Red: Gita Amanda
Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menambah dua gedung baru untuk melayani pasien Covid-19.
Foto: rsa.ugm.ac.id
Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menambah dua gedung baru untuk melayani pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM meresmikan Gedung Yudhistira dan Gedung Arjuna secara daring. Itu merupakan peningkatan fasilitas yang dilakukan sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Peresmian ditandai penekanan tombol oleh Rektor UGM, Mensesneg, Menkes, Wamen PUPR dan Wagub DIY dari tempat masing-masing. Penekanan itu turut disaksikan perwakilan PT Adhi Karya dan PT Virama Karya.

Baca Juga

Direktur RSA UGM, dr. Arief Budiyanto mengatakan, kehadiran kedua gedung ini meningkatkan kapasitas menangani pasien Covid-19. Jika kapasitas sebelumnya cuma menampung 16 pasien, kini RSA UGM mampu menampung sebanyak 107 pasien.

Arief menerangkan, ruang perawatannya dibangun sesuai standar yang telah ditetapkan Kementrian Kesehatan dan internasional. Ruangan isolasi turut dilengkapi mekanisme tekanan negatif.

 

"Hal itu agar virus atau bakteri yang berukuran mikroskopis tidak dapat ke luar dari ruangan. Dengan demikian, pasien lain non-Covid-19 tidak perlu khawatir jika ingin berobat ke sini," kata Arief.

Arief menyebut, fondasi kedua gedung dengan lima lantai ini sebenarnya telah ada sejak 2010, tapi belum digunakan. Setelah RSA UGM ditetapkan menjadi RS rujukan Covid-19, dilakukan usaha-usaha meningkatkan kapasitas dan kualitas.

Menurut Arief, per 6 Juni 2020 total Pelaku Perjalanan (PP) yang diperiksa RSA UGM kumulatif berjumlah 455 orang, Orang Tanpa Gejala (OTG) 249 orang, ODP sebanyak 329 orang, dan PDP sebanyak 116 orang.

Selain itu, RSA telah memeriksa sebanyak 225 orang dengan hasil pemeriksaan 213 negatif dan 12 orang positif. Dari 12 orang, 11 orang telah dinyatakan sembuh dan satu masih menjalani perawatan.

Melihat kondisi itu, muncul gagasan merenovasi kedua gedung tersebut sebagai fasilitas penanganan Covid-19. Rektor UGM, Prof. Panut Mulyono menambahkan,  UGM mengirim proposal permohonan penyelesaian kedua gedung ke Presiden.

Proposal tersebut ternyata direspons positif, bahkan proses realisasi setelahnya berjalan cepat. Akhirnya, dengan penerbitan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBBJ) pada 20 April 2020, pembangunan dimulai.

"Total pembangunan hanya membutuhkan waktu 37 hari, tepatnya 27 Mei 2020 lalu pembangunan usai. Dua gedung ini diperkirakan akan siap beroperasi 11 Juni 2020," ujar Panut.

Panut mengingatkan, visi dari RSA UGM merupakan rumah sakit yang laksanakan pelayanan, pendidikan dan riset untuk mengabdi ke kepentingan masyarakat. Penambahan fasilitas ini diharapkan menambah kualitas pelayanan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement