Rabu 10 Jun 2020 00:33 WIB

Bos Mercedes Dukung Kegaharan Hamilton Perangi Rasialisme

Hamilton menantang rekan-rekan F1 untuk bersuara.

Rep: Fitrianto/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Seorang pengunjuk rasa ditangkap di Fifth Avenue oleh petugas kepolisian Kota New York saat pawai Kamis, 4 Juni 2020, di wilayah Manhattan, New York. Protes berlanjut setelah kematian George Floyd, yang meninggal setelah ditahan oleh petugas kepolisian Minneapolis pada 25 Mei
Foto: AP/John Minchillo
Seorang pengunjuk rasa ditangkap di Fifth Avenue oleh petugas kepolisian Kota New York saat pawai Kamis, 4 Juni 2020, di wilayah Manhattan, New York. Protes berlanjut setelah kematian George Floyd, yang meninggal setelah ditahan oleh petugas kepolisian Minneapolis pada 25 Mei

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Bos Tim Mercedes, Toto Wolff  mendukung Lewis Hamilton atas pendiriannya melawan rasialisme. Wollf juga percaya bahwa positif bagi timnya bahkn Formula 1 (F1) memiliki karakter vokal yang positif seperti Hamilton.

Menyusul kematian George Floyd di Amerika Serikat (AS), Hamilton rutin bersura gahar dengan unggahan sejumlah pesan antirasialisme. Hamilon bahkanmenantang rekan-rekannya untuk mengambil sikap melawan ketidakadilan ras ini. Hamilton juga dengan gamblang mengkritik sesama pembalap F1 karena tetap "diam" tak bersuara terkait peristiwa di AS.

Wolff, yang mengalami diskriminasi sepanjang masa kecilnya dibesarkan di sebuah rumah tangga dengan beragam kebangsaan. Ia pun ingin mendorong dan mendukung penuh Hamilton, yang merupakan satu-satunya pembalap kulit hitam F1.

"Saya cukup beruntung bahwa saya dibesarkan dalam rumah tangga dengan kebangsaan yang berbeda, saya tinggal bersama keluarga Yahudi untuk waktu yang lama, ketika keluarga saya menghadapi masa-masa sulit dan saya melihat seperti apa diskriminasi sejak anak kecil," jelas Wolff dikutip dari lama Crash, Selasa (9/6).

“Saya pikir kita semua memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan dan kadang-kadang perlu peristiwa seperti di AS untuk memicu gelombang dukungan besar-besaran bagai setiap minoritas," tambah dia.

“Kami, sebagai sebuah tim, mendorong keberagaman dan kami memilih orang-orang kami murni berdasarkan kinerja dan bukan berdasarkan budaya, agama atau warna kulit," lanjutnya.

Wolff mengungkapkan, dia telah “belajar banyak” dari Hamilton tentang diskriminasi setelah berbicara dengan juara dunia enam kali tentang rasialisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement