Rabu 10 Jun 2020 04:55 WIB

Peristiwa Perang Penting di Zaman Nabi Muhammad (1)

Meski banyak peristiwa perang, Islam adalah agama perdamaian.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Peristiwa Perang Penting di Zaman Nabi Muhammad (1).
Foto: Republika/Mardiah
Peristiwa Perang Penting di Zaman Nabi Muhammad (1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam meski disampaikan secara damai dan lembut tetap tidak bisa menghindari peperangan dengan kaum musyrikin. Ada banyak peristiwa-peristiwa perang di zaman Nabi Muhammad SAW.

Ustadz Ahmad Sarwat dalam buku berjudul Islam Agama Perdamaian menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa perang di zaman Nabi. Meski banyak peristiwa perang, dalam bukunya Ustaz Ahmad menegaskan dan menyimpulkan Islam adalah agama perdamaian. Di dalam kitab Sirah Nabawiyah, isinya bertabur dengan banyak kisah-kisah perang.

Baca Juga

Perang Badar (2 Hijriyah)

Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriyah, bertepatan dengan 13 Maret 624 Masehi. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Makkah yang berjumlah 1.000 orang.

Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy. Kemudian mereka mundur dalam kekacauan.

photo
Infografis sejarah Perang Badar - (Republika)

Perang Uhud (3 Hijriyah)

Musthafa As-Siba'i dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Durus Wa 'Ibar menyebutkan perang Uhud terjadi pada Sabtu, 15 Syawal 3 Hijriyah.

Kekuatan pasukan Muslimin awalnya 1.000 orang, namun berkurang menjadi hanya tinggal sekitar 700 orang. Sementara pasukan musyrikin Mekkah berkekuatan 3.000 orang dengan perbekalan dan kendaran lengkap.

Al-Mubarakfuri di dalam kitabnya Ar-Rahiq Al-Makhtum menyebutkan tidak kurang dari 70 ayat Alquran telah turun dalam peristiwa perang Uhud ini. Ayat Alquran turun pada setiap momen dari kejadian perang itu, episod demi episod. Yang paling banyak turun ayat dalam Surah Ali Imran, khususnya mulai dari ayat 121 hingga ayat 179.

Perang Khandaq (5 Hijriyah)

Dinamakan perang Khandaq yang artinya parit karena strategi bertahan di dalam kota Madinah menggunakan parit yang digali sepanjang 5 kilometer. Perang ini juga dinamakan dengan perang Ahzab, karena musuh merupakan gabungan kekuatan para musuh Islam.

Pihak musuh di antaranya kaum musyrikin Mekkah, beberapa kelompok dari kaum Yahudi dan orang-orang munafikin di dalam Madinah. Perang Ahzab ini juga menjadi nama salah satu surah di dalam Alquran, yakni surat ke-33.

Al-Waqidi di dalam kitab Al-Maghazi menyebutkan peristiwa perang ini terjadi pada Selasa, 8 Dzulhijjah 5 Hijriyah. Sementara, Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam bukunya Ghazawat Ar-Rasul Shallallahu 'Alaihi wa Sallam: Durus wa Ibar wa Fawaid mengutip pendapat Ibnu Saad menuliskan pasukan Ahzab dikalahkan pada Rabu bulan Dzulhijjah 5 Hijriyah.

Berbeda dengan Al-Waqidi dan Ash-Shalabi, Musthafa As-Siba'i dalam kitabnya Sirah Nabawiyah Durus wa 'Ibar menyebutkan perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal 5 Hijriyah.

Perang Bani Quraidhah (5 Hijriyah)

Perang Bani Quraidhah terjadi pada akhir perang Khandaq. Ini adalah peristiwa dikepungnya benteng milik Bani Quraidhah dan dibunuhnya semua penghuninya, karena mereka telah berkhianat. Awalnya ketika Rasulullah SAW pulang dari perang Khandaq dan hendak meletakkan baju perangnya, tiba-tiba datang Malaikat Jibril yang membawa perintah Allah untuk meneruskan perang mengepung Benteng Yahudi Bani Quraidhah.

Meski banyak peristiwa perang di zaman Nabi, Ustaz Ahmad menegaskan, bukan berarti intisari kehidupan Rasulullah SAW hanya soal perang saja.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement