Rabu 10 Jun 2020 00:08 WIB

Jutaan Warga Inggris Dilanda Kesepian Akibat Lockdown

Mereka yang kesepian rata-rata berusia muda, masih lajang, orang yang tiggal sendiri.

Rep: Shelbi Asriyanti/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi orang Kesepian
Foto: pixabay
Ilustrasi orang Kesepian

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aturan lockdown selama pandemi Covid-19 menyebabkan sebagian warga Britania Raya mengalami kesepian. Berdasarkan estimasi dari Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), kesepian melanda sekitar 7,4 juta warga atau 14,3 persen dari populasi.

ONS melakukan survei terhadap lebih dari 5.500 orang dan membuat kalkulasi penerapannya secara nasional. Para pakar statistik mengungkap, mereka yang kesepian rata-rata berusia muda, masih lajang, orang yang bercerai, atau yang tinggal seorang diri.

Responden yang berusia 16 hingga 24 tahun dua kali lebih mungkin mengalami kesepian akibat lockdown, dibandingkan partisipan berusia 55 hingga 69 tahun. Ada setengah peserta di bawah usia 25 tahun yang merasa kesepian, sedangkan kelompok usia kedua hanya 24 persen.

Bagian kedua dari survei menunjukkan, sekitar lima persen peserta mengidap kesepian kronis, ditandai dengan jawaban 'sering atau selalu' merasa sendirian. Bagian ini melibatkan 5.260 orang dewasa selama periode studi antara 3 April sampai 3 Mei 2020.

Besaran lima persen pengidap kesepian kronis itu setara dengan 2,6 juta orang di seluruh Inggris. Kelompok tersebut mengatakan pandemi Covid-19 sudah memengaruhi kesejahteraan hidup dan mereka mengkhawatirkan kelanjutan hidup pascapandemi.

"Kelompok yang kesepian akibat lockdown menunjukkan tingkat kepuasan hidup, kelayakan hidup, dan kebahagiaan dengan skala 10 poin lebih rendah dibandingkan peserta kebanyakan," tulis ONS pada laporannya, dikutip dari laman Daily Mail.

Berdasarkan data ONS, sekitar empat dari sepuluh pengidap kesepian kronis adalah orang yang tinggal sendiri di apartemen atau rumah sewaan. Hanya 16,5 persen orang yang hidup bersama pasangan yang kesepian, serta empat persen orang yang tinggal di rumah milik sendiri mengalami kesepian.

Kemungkinannya, rasa kesepian melanda karena tidak mungkin bertemu dan berbincang langsung dengan siapapun, atau tidak ada akses ke tempat seperti taman dan kebun. Hanya setengah responden kesepian yang memiliki komunitas pendukung. Sedangkan dua pertiga orang yang tidak kesepian masih terlibat di aktivitas grup atau komunitas.

Baik yang mengalami kesepian lockdown dan kesepian kronis, sama-sama menganggap pandemi corona sebagai masalah. Pengidap kesepian kronis (44,8 persen) dan kesepian lockdown (41,1 persen) menyebut Covid-19 mengganggu kesejahteraan sosial mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement