Selasa 09 Jun 2020 11:16 WIB

Laporan Media: Arab Saudi akan Gelar Haji Tetapi Terbatas?

Sejumlah petinggi Arab Saudi ungkap haji akan tetap digelar, menurut laporan media.

Rep: Kiki Sakinah/ Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah petinggi Arab Saudi ungkap haji akan tetap digelar menurut laporan media. Ilustrasi haji.
Foto: Amr Nabil/AP
Sejumlah petinggi Arab Saudi ungkap haji akan tetap digelar menurut laporan media. Ilustrasi haji.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk menyelenggarakan ibadah haji 2020, tetapi dengan angka terbatas dari jamaah. Menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Senin (8/6), otoritas Arab Saudi disebutkan dapat secara drastis membatasi jumlah jamaah haji tahun ini dalam rangka mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) lebih lanjut.

Sebelumnya pada Maret lalu Pemerintah Arab Saudi meminta umat Muslim untuk menunda rencana haji dan terkait kontrak haji sampai pemberitahuan lebih lanjut. Arab Saudi juga telah menangguhkan penyelenggaraan umroh sejak pandemi mulai melanda negara itu. Namun, dua sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan bahwa Saudi kini mempertimbangkan untuk mengizinkan haji tahun ini hanya dengan angka simbolis. 

Baca Juga

Dalam hal ini, ada pembatasan termasuk larangan bagi jamaah yang lebih tua dan adanya pemeriksaan kesehatan tambahan. Dengan prosedur yang ketat, pihak berwenang Saudi mempertimbangkan untuk memungkinkan hingga 20 persen dari kuota jamaah haji reguler dari tiap-tiap negara. 

Tiga sumber itu mengatakan kepada Reuters, dilansir Selasa (9/6), bahwa beberapa pejabat masih mendesak pembatalan haji, yang diperkirakan akan dimulai pada akhir Juli. Namun demikian, kantor media pemerintah dan juru bicara Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi tidak memberikan komentar atas kabar tersebut.

Setidaknya sekitar 2,5 juta jamaah dari seluruh dunia mengunjungi Tanah Suci Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah haji setiap tahunnya. Data resmi menunjukkan jamaah haji dan umroh sepanjang tahun telah menghasilkan sekitar 12 miliar dolar per tahun bagi Kerajaan Arab Saudi.

Analis memprediksi kontraksi ekonomi yang parah tahun ini. Dikatakan bahwa membatasi atau membatalkan haji akan makin menekan keuangan pemerintah yang terkena kejatuhan harga minyak dan juga karena dampak pandemi.  

Kerajaan Arab Saudi telah menghentikan penerbangan bagi penumpang internasional pada Maret 2020 lalu. Selain itu, Arab Saudi memberlakukan kembali jam malam di Jeddah, kota tempat penerbangan haji mendarat, setelah adanya lonjakan infeksi Covid-19 di kota itu.

Pada 2019 sekitar 19 juta jamaah melaksanakan umroh, sedangkan sebanyak 2,6 juta jamaah melaksanakan haji. Pemerintah Arab Saudi di bawah rencana reformasi ekonomi Putra Mahkota Muhammad bin Salman memang bertekad untuk meningkatkan kapasitas umroh dan haji menjadi 30 juta jamaah setiap tahun dan menghasilkan pendapatan sebesar 50 miliar riyal pada 2030.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement