Selasa 09 Jun 2020 08:15 WIB

Saudi Catatkan Rekor Kasus Baru Covid-19, 71 Masjid Ditutup

Ada tambahan 3.369 kasus Covid-19 di Arab Saudi dalam 24 jam terakhir.

Jalanan Jeddah, Arab Saudi, yang tampak sepi. Arab Saudi memberlakukan jam malam seharian dalam rangka mencegah Covid-19 di masa Lebaran.
Foto: EPA
Jalanan Jeddah, Arab Saudi, yang tampak sepi. Arab Saudi memberlakukan jam malam seharian dalam rangka mencegah Covid-19 di masa Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mabruroh, Zainur Mashir, Zahrotul Oktaviani

Arab Saudi pada Senin (8/6) mencatat jumlah infeksi virus corona bertambah 3.369 kasus dalam 24 jam. Angka ini merupakan penambahan tertinggi sepanjang kasus infeksi corona sejak virus tersebut masuk ke Arab Saudi pada awal Maret.

Baca Juga

Ibu Kota Riyadh merupakan wilayah tertinggi korban infeksi Covid-19, yakni mencapai 746 kasus baru. Urutan kedua adalah Jeddah dengan 577 kasus dan Makkah 376 kasus.

"Sisa kasus tersebar di beberapa kota kecil dan gubernur," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr Muhammad al-Abdel Ali, dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (9/6).

Kasus infeksi virus di Saudi sudah tiga hari berturut-turut terus meningkat. Sebanyak 3.045 kasus dilaporkan pada Ahad (7/6) dan 3.121 kasus infeksi dilaporkan pada Sabtu (6/6).

Menurut Ali, total kasus infeksi Covid-19 di kerajaan mencapai 105.283 kasus. Sementara itu, kasus meninggal dunia sebanyak 34 kasus. Total kematian akibat virus menjadi 746 kasus.

Pasien yang dikonfirmasi pulih sebanyak 1.707 orang. Total pasien sembuh sebesar 74.524 orang.

Meningkatnya jumlah kasus corona ini membuat pihak berwenang bergerak untuk kembali memberlakukan pembatasan di Kota Jeddah mulai Sabtu (6/6). Pembatasan tersebut melarang pergerakan di semua wilayah kota dari jam 3 sore hingga jam 6 pagi dan melarang masyarakat menyantap makanan di restoran ataupun kafe.

Kehadiran mereka di tempat kerja juga telah dihentikan kembali hingga 20 Juni. Namun, di tempat lain di kerajaan, pihak berwenang telah memberlakukan fase ketiga sebelum new normal. Namun, pengecualian kembali berlaku untuk kota suci Mekah, di mana lockdown penuh tetap diberlakukan.

Pada Jumat pekan lalu, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menyebut Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi kembali memberlakukan jam malam untuk Kota Jeddah. Hal ini dilakukan menyusul adanya lonjakan kasus positif Covid-19 di negara tersebut.

"Ada lonjakan kasus hingga Saudi perketat jam malam dan berlakukan sejumlah aturan di Kota Jeddah," ujar Endang Jumali dikutip di laman resmi Kemenag, Jumat (5/6).

Sejak 28-30 Mei (5-7 Syawal), Saudi membuka aktivitas publik dari jam 06.00 sampai jam 15.00 waktu setempat. Aturan ini diperlonggar sejak 31 Mei, menjadi sampai jam 20.00 waktu Arab Saudi. Ketentuan ini sedianya akan diberlakukan hingga 28 Syawal atau 20 Juni 2020.

Namun, dengan perkembangan kasus yang ada, Kerajaan Saudi mengumumkan mulai Sabtu (6/6) ketentuan aktivitas publik hanya sampai jam 15.00 waktu setempat akan kembali diberlakukan.

Selain itu, Kemendagri Saudi juga kembali menerapkan sejumlah aturan di antaranya larangan sholat berjamaah di masjid, larangan masuk kantor pemerintahan dan swasta, serta penutupan kembali restoran. "Termasuk juga larangan kumpul-kumpul lebih dari 5 orang," ujarnya.

Endang melihat kondisi ini akan berdampak pada jadwal dibukanya penerbangan internasional. Hingga saat ini, Saudi belum mengumumkan kapan penerbangan internasional akan mulai dibuka, termasuk penerbangan haji.

Masjid kembali ditutup

Pemerintah Arab Saudi juga kembali menutup 71 masjid di berbagai wilayah. Kementerian Urusan Islam, Panggilan, dan Bimbingan Arab Saudi telah menemukan kecurigaan penularan virus terjadi di antara jamaah di dalam masjid.

Menteri Urusan Islam Dr Abdullatif al-Sheikh mengatakan, penutupan masjid ini dilakukan karena kurangnya kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan pencegahan virus oleh beberapa jamaah.

“Ketidakpatuhan ini mengakibatkan (terjadinya) infeksi virus corona di beberapa masjid. Masjid-masjid yang ditutup sebagai tindakan pencegahan saat ini sedang disterilkan," ujar al-Sheikh dilansir dari Saudi Gazette, Selasa (9/6).

Pada pekan lalu Arab Saudi sempat memutuskan membuka kembali masjid-masjid kecuali di Makkah. Hal ini dilakukan sejalan dengan rencana pemberlakukan kebijakan new normal yang diterapkan secara bertahap.

Pihak berwenang telah melakukan sederet tindakan pencegahan untuk melakukan sholat jamaah di masjid-masjid, termasuk membuka masjid 15 menit sebelum adzan dan menutupnya 10 menit setelah sholat selesai dengan interval antara adzan dan dimulainya sholat dipersingkat menjadi 10 menit.

Jamaah juga diberikan jarak dua meter. Di samping itu, anak-anak di bawah usia 15 tahun dilarang memasuki masjid sebagai tindakan pencegahan.

Toilet dan tempat wudhu masih ditutup serta tidak ada pembagian minum dan makanan di masjid. Selain itu, kelas-kelas masjid dan pertemuan-pertemuan menghafal Alquran ditunda. Jamaah harus memeriksa suhu tubuh mereka sebelum diizinkan memasuki masjid.

Sementara itu, Pusat Layanan Komunikasi Seragam (1933) di kementerian telah menerima 2.649 panggilan telepon mengenai permintaan, komunikasi, dan saran untuk prosedur pencegahan pandemi Covid-19 selama periode antara 24 Mei dan 7 Juni (8-15 Syawal). Pusat ini telah mengeluarkan sebanyak 1.553 notifikasi, yang dirujuk ke cabang-cabang kementerian di semua wilayah kerajaan untuk diproses.

Sebagaimana dilaporkan Reuters, negara berpenduduk 30 juta jiwa itu mencatat kasus Covid-19 pertama pada 2 Maret lalu. Otoritas kesehatan mengatakan, pada April virus itu pada akhirnya akan menginfeksi 10 ribu hingga 200 ribu warga Saudi. Pada 16 Mei telah tercatat 50 ribu kasus.

photo
Pedoman Kesehatan Saat Beribadah di Masjid Arab Saudi - (republika.co.id, saudi gazette)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement