Senin 08 Jun 2020 20:43 WIB

Afrika Selatan Mulai Gelar Kelas Tatap Muka

Anak-anak di Afrika Selatan mulai menjalani kelas tatap muka

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Anak-anak di Afrika Selatan mulai menjalani kelas tatap muka. Ilustrasi.
Foto: www.guardian.co.uk
Anak-anak di Afrika Selatan mulai menjalani kelas tatap muka. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Anak-anak di Afrika Selatan mulai menjalani kelas tatap muka. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya pemerintah negara itu dalam melonggarkan karantina nasional yang bertujuan memutus rantai penularan virus corona.

Negara yang paling terindustrialisasi di benua Afrika itu sudah menerapkan karantina nasional selama satu bulan. Pembukaan sekolah ini sempat tertunda setelah serikat guru mendesak sekolah-sekolah menolak keputusan pemerintah.

Baca Juga

Menurut mereka, pemerintah tidak menyiapkan langkah yang cukup untuk memastikan kesehatan dan kebersihan guru dan siswa. Sejauh ini Afrika Selatan sudah mengonfirmasi hampir 50 ribu kasus infeksi virus corona dan hampir 1.000 pasien meninggal dunia.

Menteri Pendidikan Dasar Angie Motshekga mengatakan dalam beberapa pekan terakhir pemerintah mempercepat upaya melengkapi sekolah dengan perlengkapan kesehatan dan kebersihan. Ia yakin sekitar 95 persen sekolah dasar dan menengah di Afrika Selatan sudah bisa menggelar kelas tatap muka.

"Peraturan emasnya adalah tidak ada sekolah yang kembali dibuka jika memang tidak siap," kata Motshekga, Senin (8/6).

Ia menambahkan pemerintah akan mencari solusi alternatif bagi siswa yang sekolahnya belum dapat dibuka. Sebenarnya hanya siswa kelas 7 hingga 12 yang kembali ke kelas, sisanya akan masuk sekolah secara bertahap.

Banyak sekolah negeri Afrika Selatan yang berada dalam kondisi buruk terutama sekolah-sekolah di desa-desa. Para pengamat mengatakan hampir seperempatnya tidak memiliki air sehingga tidak mungkin mencuci tangan di sana.

Sejumlah sekolah menjadi korban vandalisme atau dibakar saat Afrika Selatan memberlakukan karantina nasional Maret lalu. Di sisi lain pemerintah khawatir jika siswa lebih lama lagi tidak masuk sekolah maka ada kemungkinan satu generasi kehilangan pendidikan yang sangat penting bagi masa depan mereka.

Karantina nasional mengungkapkan perpecahan yang sangat mendalam di sistem pendidikan Afrika Selatan. Antara kulit hitam dan putih, antara kaya dan miskin. Walaupun pemerintahan minoritas kulit putih sudah berakhir seperempat abad yang lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement