Senin 08 Jun 2020 17:37 WIB

Cendekiawan Iran-Jepang Bahas Imam Khomeini

Pertemuan membahas Imam Khomeini dilakukan secara virtual.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Cendekiawan Iran-Jepang Bahas Imam Khomeini. Imam Khomeini
Cendekiawan Iran-Jepang Bahas Imam Khomeini. Imam Khomeini

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sebuah pertemuan di dunia maya berjudul "Kepribadian dan Posisi Imam Khomeini" diadakan oleh atase Kebudayaan Kedutaan Besar Iran di Jepang. Kegiatan ini bertepatan dengan peringatan 31 tahun kematian almarhum Pendiri Republik Islam di Iran, Imam Khomeini.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peneliti dari Jepang serta penggemar Imam Khomeini baik di Iran maupun Negari Sakura tersebut. Pertemuan itu juga dihadiri oleh menantu perempuan Imam Khomeini, Fatemeh Tabatabai, serta sejumlah cendekiawan universitas sebagai pembicara utama.

Baca Juga

Beberapa yang didapuk memberikan pandangan mereka adalah Saba Babaei (Koniko Yamamura) selaku seorang warga Jepang dari Iran dan ibu dari martir Pertahanan Suci, Kanji Tomita sebagai ahli Iran, serta Ebrahim Savada selaku seorang atase Islam dan atase budaya Iran di Jepang.

Tabatai menyebut sangat menghargai inisiatif atase budaya Iran di Jepang yang memiliki ide mengadakan pertemuan ini. Ia lantas mengaitkan hal tersebut dengan salah satu kepribadian Imam Khomeini.

"Dia (almarhum) adalah seorang pemimpin politik sekaligus penguasa agama bagi umat Islam di seluruh dunia yang pikiran dan idenya menyebabkan perubahan serius," ujarnya dikutip di Islamic Republic News Agency, Senin (8/6).

Dalam kehidupan sehari-hari, dimensi kepribadiannya dapat dijelaskan di berbagai bidang. Termasuk bidang politik, ilmiah, keluarga, maupun yang lainnya. Dia menambahkan, Imam Khomeini kerap mengeksplorasi dan belajar di berbagai bidang ilmiah. Karya-karyanya yang berharga juga digunakan oleh para pemikir besar dunia."

Pada saat yang sama, ia mencatat terlepas dari posisi politik dan agamanya yang besar, Imam Khomeini selalu berperilaku di dalam konteks keluarga. Pemimpin ini memiliki komitmen untuk membangun hubungan moral dengan rakyat.

"Almarhum Imam selalu setia pada semua gagasan dan aspek kehidupan yang berasal dari studi Islam yang tepat," ujar cendekiawan Iran itu.

Imam Khomeini selalu menekankan jika pengembangan sains dan pencapaian kemajuan ilmiah diperlukan dan penting. Tetapi perkembangan dan aplikasinya tidak cukup untuk membawa kebahagiaan dan pembinaan manusia. 

Kanji Tomita, seorang ahli Iran dalam konferensi virtual ini menyebut, pandangan serupa juga dimiliki beberapa ilmuwan Jepang. Pandangan mereka tentang pemerintah dan politik menjadi sangat penting dan mendasar.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement