Senin 08 Jun 2020 18:14 WIB

Mengenal Abu Musa Al Asy'ari (1)

Abu Musa Al Asya'ri dikirim Umar bin Khattab ke Bashrah.

Mengenal Abu Musa Al Asy'ari (1). Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Mengenal Abu Musa Al Asy'ari (1). Foto: Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Ketika Khalifah Umar bin Khattab mengirimnya ke Bashrah untuk menjadi panglima dan gubernur, Abu Musa Al-Asy'ari mengumpulkan para penduduk, dan berpidato di hadapan mereka. "Sesungguhnya Amirul Mukminin Umar Khattab telah mengirimku kepada kamu sekalian, agar aku mengajarkan kepada kalian kitab Allah dan Sunnah Nabi kalian, serta membersihkan jalan hidup kalian!"

Orang-orang heran dan bertanya-tanya. Mereka mengerti apa yang dimaksud dengan mendidik dan mengajari mereka tentang agama, yang memang kewajiban gubernur dan panglima. Tetapi bahwa tugas gubernur itu juga membersihkan jalan hidup mereka, hal ini memang amat mengherankan dan menjadi suatu tanda tanya.

Baca Juga

Siapakah kiranya gubernur ini, yang mengenai dirinya Hasan Al-Bashri pernah berkata, "Tak seorang pengendara pun yang datang ke Bashrah yang lebih berjasa kepada penduduknya selain dia!"

Ia adalah Abdullah bin Qeis dengan gelar Abu Musa Al-Asy'ari. Ia segera meninggalkan negeri dan kampung halamannya, Yaman, menuju Makkah setelah mendengar munculnya seorang Rasul yang menyerukan tauhid. Dan menyerukan ibadah kepada Allah berdasarkan penalaran dan pengertian, serta menyuruh berakhlak mulia.

Di Makkah, waktunya dihabiskan untuk duduk di hadapan Rasulullah, menerima petunjuk dan keimanan darinya. Lalu pulanglah ia ke negerinya membawa kalimat Allah. Ia baru kembali kepada Rasulullah SAW tidak lama setelah selesainya pembebasan Khaibar.

Kali ini, Abu Musa tidak datang seorang diri, tetapi membawa lebih dari 50 orang laki-laki penduduk Yaman yang telah diajarinya tentang agama Allah, serta dua orang saudara kandungnya; Abu Ruhum dan Abu Burdah.

Rasulullah bahkan memberi nama kaum mereka dengan sebutan golongan "Asy'ari", serta dilukiskannya bahwa mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya di antara sesama. Mereka sering diambil sebagai tamsil perbandingan bagi para sahabat.

Rasulullah bersabda, "Orang-orang Asy'ari ini bila mereka kekurangan makanan dalam peperangan atau ditimpa paceklik, maka mereka kumpulkan semua makanan yang mereka miliki pada selembar kain, lalu mereka bagi rata. Mereka termasuk golonganku, dan aku termasuk golongan mereka."

Mulai saat itu, Abu Musa pun menempati kedudukan yang tinggi di kalangan kaum Muslimin. Ia ditakdirkan menjadi sahabat Rasulullah dan muridnya, serta menjadi penyebar Islam ke seluruh dunia.

Sumber : 101 Sahabat Nabi / Hepi Andi Bastoni

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement