Senin 08 Jun 2020 11:09 WIB

STISIP Widuri Gelar Webinar Inspiratif

Disiplin berubah untuk merubah masyarakat serta menggunakan problem solving

Pekerja Sosial
Foto: Dok STISIP Widuri
Pekerja Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Intelektual, Pintar dan Kreatif (Inspiratif), sebuah semangat yang berusaha disampaikan para mahasiswa pascasarjana Kesejahteraan Sosial STISIP Widuri melalui kegiatan Webinar dengan tema Praktik Pekerja Sosial Berbasis Masyarakat dalam rangka mewujudkan hidup berdamai dengan Covid-19 Pada Sabtu (6/6).

Hadir sebagai pembicara kunci yaitu Prof. Robert MZ Lawang sebagai ketua kampus, Dirjen Rehabilitasi Sosial (Rehsos)  Kemensos Harry Hikmat, Ketua Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) Widodo Suhartoyo dan Agusman praktisi yang juga Mahasiswa STISIP Widuri. Ratusan Peserta dari beragam latar belakang seperti pekerja sosial, Penyuluh Sosial, Dosen, Mahasiswa dari berbagai penjuru tanah air ikut meramaikan trend seminar model jarak jauh tersebut disaat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akibat pandemi Corona masih berlangsung.

“ Dalam analisis institusional maka komponen nilai, komponen norma, dan unsur kebutuhan pokok  menjadi penting di saat perilaku baru (new normal) menjadi satu-satunya cara atau alat untuk mencapai tujuan menjadi sehat disaat vaksin belum ada ” ungkap Prof Robert dalam sambutannya lewat keterangan tertulis.

Ia menkankan pembiasaan (institusionalisasi) disiplin ketat, berubah untuk merubah masyarakat serta menggunakan problem solving approach. Untuk itulah Pekerja Sosial maka Peksos ditantang tetap berkontribusi papar Widodo.menimpali “ Protokol Praktik Pekerja Sosial telah kami buat kepada anggota dan Penguatan Kapasitas yang tidak hanya sosialisasi namun juga advokasi kepada Pemerintah terus kami jalankan” jelas dia dengan mencontohkan layanan hotline IPSPI.

Salah satu contoh respon kebijakan dari sisi Pemerintah  Dirjen Rehsos Kemensos yaitu perhatian khusus kelompok miskin rentan dan marjinal untuk bisa bertahan hidup seperti menerapkan protokol khusus bagi lima kluster penerima manfaat (disabilitas, anak, tuna sosial – trafiking, korban Napza, dan Lansia) di balai-balai rehabilitasi (panti) di seluruh Indonesia untuk mencegah terpaparnya warga binaan (klien) dari Covid-19 maupun tenaga kesejahteraan sosial yang ada didalamnya. “Upaya secara struktur kami lakukan kepada klaster penerima layanan dan tempat penampungan sementara kami siapkan serta protokol kesehatan mengikat ” jelasnya.

Kepuasan penyelenggaraan acara dilontarkan peserta dari Kupang-NTT bahwa selain mendapatkan pengetahuan baru, acara yang  juga interaktif, beberapa audiens mendapat hadiah dari doorprize kuis yang dibagikan. “ Acaranya bagus sekali, tema yang diusung juga pas dan ada doorprize pula” respon Ricky. Panitia berharap Webinar dapat terus memberikan manfaat dan tidak hanya sekali namun juga berkelanjutan sebagai manifestasi praktik Pekerja Sosial dengan organisasi/komunitas

“ Insya Allah kami harapkan tetap ada lanjutan dan memberikan manfaat” pesan Masyekh yang juga Fungsional Pekerja Sosial dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement