Sabtu 06 Jun 2020 18:59 WIB

Warga Australia Tolak Larangan Demo Black Lives Matter

Ribuan warga Australia turun ke jalan untuk dukung gerakan Black Lives Matter.

 Warga Australia ikut serta dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd di tangan polisi Minneapolis, di Sidney, Selasa (2/5).
Foto: EPA-EFE/JAMES GOURLEY
Warga Australia ikut serta dalam aksi unjuk rasa memprotes kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd di tangan polisi Minneapolis, di Sidney, Selasa (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga Australia berkumpul dalam unjuk rasa pada Sabtu mendukung gerakan yang digulirkan demonstran di Amerika Serikat terkait kematian pria berkulit hitam di tangan polisi. Mereka menolak larangan dan peringatan polisi bahwa denda akan diberikan kepada para pelanggar aturan jaga jarak sosial.

Lebih dari 5.000 orang mengenakan masker dan memegang poster Black Lives Matter berunjuk rasa secara damai di Brisbane, dengan pengawalan polisi bersenjata lengkap, menurut ABC News. Sebagai solidaritas atas kematian George Floyd--yang tewas di Minneapolis setelah lehernya digencet lutut polisi kulit putih--barisan panjang unjuk rasa massa juga berlangsung di Sydney, Melbourne, Adelaide, dan Hobart.

Baca Juga

Di Amerika Serikat pada Jumat, politisi terkemuka Demokrat mengadopsi slogan-slogan yang digunakan pemrotes di seluruh negeri dan mengumumkan perubahan, saat ketegangan tetap tinggi di kota-kota besar setelah beberapa hari unjuk rasa yang umumnya damai yang mengalami kekerasan sporadis. Warga Australia juga memanfaatkan protes mereka untuk menyerukan diakhirinya perlakukan buruk terhadap penduduk asli Australia oleh polisi.

Banyak pengunjuk rasa di Brisbane membalut tubuhnya dengan bendera-bendera pribumi. Organisator protes di Sydney melancarkan seruan yang mendesak pada Sabtu untuk mengizinkan unjuk rasa setelah Mahkamah Agung negara bagian itu, New South Wales, melarangnya pada Jumat karena pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19.

Pengunjuk rasa bertekad untuk turun ke jalan, bahkan meski tanpa izin. Menurut laporan media Australia, ada sekitar 5.000 orang diperkirakan mengikuti protes Sydney. Kepala Kepolisian NSW David Elliott mengatakan polisi dipersiapkan untuk menangani siapa saja yang mengabaikan hukum.

"Kebebasan bicara tidak sebebas yang kita sukai saat ini. Aturan-aturan saat ini sudah jelas," kata Elliott.

Victoria di sebelah tenggara Australia, yang masih bergulat melawan wabah penyakit akibat infeksi virus corona dan aturan jaga jarak sosial, membolehkan orang berkumpul tak lebih dari 20 orang. Tetapi, otoritas kesehatan mendesak warga untuk tak menghadiri demo.

"Saat ini bukan waktunya kumpul-kumpul dalam jumlah besar," kata Kepala Aparat Kesehatan Victoria Brett Sutton dalam satu pengarahan.

Polisi Victoria mengancam pengorganisasi protes dan orang-orang yang melanggar aturan jaga jarak sosial dengan denda.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement