Jumat 05 Jun 2020 19:03 WIB

Pascapandemi, Sektor Makanan dan Minuman Paling Cepat Pulih

Pemulihan industri nasional tergantung kecepatan peningkatan daya belinya masyarakat

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Pascapandemi bisnis makanan dan minuman dyiakini paling cepat pulih. Tampak warga berbelanja di sebuah Pasar Swalayan di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Pascapandemi bisnis makanan dan minuman dyiakini paling cepat pulih. Tampak warga berbelanja di sebuah Pasar Swalayan di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Berbagai sektor mulai berupaya memulihkan kinerja bisnisnya. Pandemi Covid-19 yang menyerang hampir seluruh negara di dunia telah menghantam dunia usaha dan industri di Tanah Air. 

Sektor makanan dan minuman diyakini akan pulih terlebih dahulu dibandingkan sektor lainnya. "Sektor makanan dan minuman cepat pulih, karena tetap tumbuh tinggi," ujar Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kementerian Perindustrian Dody Widodo, dalam dalam Webinar yang digelar Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Jumat, (5/6).

Ia melanjutkan, pemulihan industri nasional tergantung seberapa cepat masyarakat meningkatkan daya beli dan seberapa cepat pemerintah bisa memberikan stimulasi. "Kemenperin sudah berusaha bisa segera turunkan insentif agar industri bisa bergerak cepat," tuturnya. 

Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sambungnya, turut mendorong pengusaha supaya memanfaatkan bahan baku dari dalam negeri. Dengan begitu bisa mengurangi impor. "Selama bisa dipenuhi di Indonesia, makan coba kita dorong gantikan. Kalau tidak bisa digantikan di dalam negeri baru impor, kita sudah berikan kemudahan untuk impor bahan baku," jelas Dody. 

Pemerintah, lanjutnya, akan terus mendukung semua langkah. Asalkan roda perekonomian nasional bisa bergulir. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menambahkan, pemulihan tergantung pada sektornya. Misal industri makanan dan minuman, diperkirakan pemulihannya sekitar tiga bulan. 

"Namun sektor otomotif, tekstil, dan sepatu yang berorientasi ekspor perlu lebih lama. Sekitar 9 sampai 12 bulan pemulihannya," kata dia pada kesempatan serupa. 

Sementara Ekonom Indonesia Project Australia National University Arianto Patunru menilai, sektor yang akan pulih terlebih dahulu yakni industri yang memiliki interaksi antarmanusia lebih sedikit. Maka menurutnya, perusahaan yang sudah ditopang teknologi lebih cepat bangkit.

"Dengan (PSBB) dibuka perlahan, yang interaksi lebih sedikit dengan manusia bisa berjalan. Dengan begitu sektor yang sudah automatisasi dapat lebih dahulu cover," jelasnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement