Jumat 05 Jun 2020 18:58 WIB

Pengamat Nilai Prabowo tak Lagi Menjual untuk Pilpres 2024

Publik lebih senang tokoh baru yang dianggap punya narasi baru membangun Indonesia.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Foto: ANTARA/Muhamad Ibnu Chazar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago menilai nama Prabowo Subianto tak lagi menjual di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Meskipun, sebanyak 34 DPD Partai Gerindra mendukungnya untuk kembali menjadi ketua umum partai.

Kekalahan Prabowo di tiga kontestasi sebelumnya menjadi salah satu alasan mengapa elektabilitasnya tak lagi tinggi jelang 2024. Apalagi ia kini bergabung dengan kabinet Joko Widodo, yang adalah lawannya pada dua edisi pilpres sebelumnya.

Baca Juga

"Tokoh usang yang sudah tiga kali kalah dalam pilpres, sudah tidak relevan dijual ke publik. Sulit laku karena diaggap tokoh dan kaset usang," ujar Pangi saat dibubungi, Jumat (5/6).

Prabowo juga dinilainya hanya mengkampanyekan gagasan yang sama pada pilpres sebelumnya. Pada saat masyarakat membutuhkan terobosan baru untuk membuat Indonesia lebih baik.

"Publik lebih senang tokoh baru yang masih segar segar, dianggap punya narasi baru membangun Indonesia ketimbang Prabowo," ujar Direktur Eksekutif VoxPol Center Research and Consulting itu.

Pandemi virus Covid-19 juga berpengaruh terhadap elektabilitas Prabowo. Sebab saat ini, banyak kepala daerah yang mendapat sorotan dalam penanganannya, seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan Ganjar Pranomo, daripada Prabowo yang kinerjanya saat ini tak begitu terlihat. Publik tentu akan lebih menaruh dukungan pada tokoh-tokoh yang terlibat langsung dengan masyarakat dan penanganam pandemi.

"Lain cerita kalau kemarin beliau puasa, tetap setiap bersama rakyat menjadi simbol tokoh oposisi, simbol perlawanan. Mungkin masih relevan dan moncer bertarung ulang," ujar Pangi.

Meski begitu, Prabowo masih membawa efek positif bagi elektabilitas Partai Gerindra. Apalagi para kader membutuhkan sosok yang dapat menyatukan soliditas dan persatuan partai.

Ditambah, saat ini belum ada orang yang dapat menandingi peran dari Prabowo. Sehingga bukan hal yang aneh, jika Menteri Pertahanan itu kembali terpilih sebagai ketua umum.

"Untuk merekat persatuan partai butuh tokoh yang kuat. Prabowo saya pikir masih dibutuhkan oleh Gerindra," ujar Pangi.

Dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas), sebanyak 34 DPD Partai Gerindra mengungkapkan keinginannya agar Prabowo Subianto kembali menjadi ketua umum partai. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad juga mengeklaim bahwa Menteri Pertahanan itu siap mengemban posisi tersebut.

"Pak Prabowo menerima sebagai sesuatu yang dianggap perintah partai," ujar Dasco kepada wartawan, Jumat (5/6).

Prabowo dinilai sebagai sosok yang masih diperlukan untuk memimpin partai berlambang garuda itu. Apalagi jasanya terhadap Partai Gerindra terbukti dalam pemilihan umum (Pemilu) sebelumnya.

"Gerindra masih butuh perekat, masih butuh figur yang dapat jadi pengayom dan masih butuh figur pejuang yang memimpin perjuangan Gerindra ke depan," ujar Dasco.

Hal senada juga diungkapkan Ketua DPD Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade. Ia menyebut bahwa Prabowo menerima mandat yang diberikan oleh 34 DPD.

"Sebagai pejuang politik dan patriot, beliau siap menerima kepercayaan kembali dan InsyaAllah akan tetap berjuang bersama untuk memperjuangkan cita-cita Partai Gerindra," ujar Andre.

Adapun, pemilihan ketua umum akan dilaksanakan dalam kongres, yang rencananya digelar tahun ini. Meski masih dalam situasi pendemi Covid-19, forum tersebut akan tetap digelar secara virtual.

"Tidak masalah kalau kongres juga dilaksanakan virtual, DPP sedang mengkaji apakah bisa dilakukan virtual," ujar Andre.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement