Sabtu 06 Jun 2020 02:11 WIB

Karena Covid-19, Kunjungan Wisman ke Sumbar Nihil

Hingga Maret, terdapat 10 ribu wisatawan yang datang ke Sumbar.

Suasana di Kawasan Mandeh, Kab.Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ahad (10/11). Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat pada April 2020 kunjungan wisatawan asing ke daerah itu nihil akibat pandemi Corona Virus Disease2019 (Covid-19).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Suasana di Kawasan Mandeh, Kab.Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Ahad (10/11). Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat pada April 2020 kunjungan wisatawan asing ke daerah itu nihil akibat pandemi Corona Virus Disease2019 (Covid-19).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat (Sumbar) mencatat pada April 2020 kunjungan wisatawan asing ke daerah itu nihil akibat pandemi Corona Virus Disease2019 (Covid-19). Hingga Maret, terdapat 10 ribu wisatawan yang datang ke Sumbar.

"Jika pada Maret 2020 masih ada 2.495 wisatawan asing yang berkunjung ke Sumbar pada April 2020 turun 100 persen atau tidak ada sama sekali kedatangan," kata Kepala BPS Sumbar Pitono di Padang, Jumat (4/6).

Ia menyebutkan pada Januari sampai Maret 2020 terdapat 10.874 wisatawan asing yang telah berkunjung ke Sumbar. Wisman didominasi dari Malaysia 8.831 orang, Australia 296 orang dan China 255 orang.

Pada April 2020, jumlah penumpang angkutan udara di Bandara Internasional Minangkabau juga mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Pada April jumlah penumpang yang berangkat hanya 15 ribu orang atau turun 81,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan penumpang yang tiba 29 ribu orang atau turun 72,88 persen.

Sebelumnya Akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang Sari Lenggogeni menilai sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak akibat pandemi Covid-19. "Butuh waktu setidaknya hingga dua tahun untuk memulihkan kembali sektor pariwisata di Tanah Air yang saat ini terpukul," kata dia.

Ia memaparkan sektor pariwisata amat rentan terhadap bencana alam dan krisis. Saat ini yang terjadi adalah krisis bidang kesehatan yang membuat minat orang berwisata turun drastis.

Menurutnya, mengacu kepada data yang dilansir WTO yang merupakan badan PBB yang membidangi pariwisata, kondisi ini setara dengan penurunan turis selama tujuh tahun dari angka yang ada saat ini. "Ini juga mengakibatkan sekitar 400 juta orang di seluruh dunia yang bergerak di bidang pariwisata kehilangan pekerjaan," ujar dia.

Sejalan dengan itu Dinas Pariwisata Sumatera Barat telah menyiapkan protokol kesehatan sesuai kebijakan yang diwajibkan dalam era normal baru bagi wisatawan yang akan berkunjung.

"Kami telah membuat simulasi dan dokumentasikan sebagai acuan bagi wisatawan serta pelaku usaha pariwisata di Sumbar bagaimana standar protokol kesehatan yang wajib dipenuhi saat era normal baru," kata Kepala Dispar Sumbar Novrial.

Prosedur kesehatan mulai dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM), saat di rumah makan, saat di objek wisata hingga di penginapan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement