Jumat 05 Jun 2020 13:38 WIB

Ratusan Rumah Rusak Pascagempa M 6,8 Maluku Utara

Rumah rusak tersebar pada enam kecamatan di Kabupaten Kepulauan Morotai.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agus Yulianto
Aparat membantu membersihkan puing-puing rumah warga yang rusak akibat diguncang gempa bumi di Maluku.
Foto: Antara/Izaac Mulyawan
Aparat membantu membersihkan puing-puing rumah warga yang rusak akibat diguncang gempa bumi di Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan rumah rusak akibat guncangan gempa magnitudo (M) 6,8 yang terjadi kemarin sore (4/6). Rumah rusak tersebar pada enam kecamatan di Kabupaten Kepulauan Morotai. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati mendapatkan laporan dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB bahwa hingga per Jumat (5/6),  kerusakan rumah terjadi di enam kecamatan, yakni Kecamatan Morotai Selatan, Morotai Timur, Morotai Utara, Morotai Jaya, Morotai Selatan Barat dan Pulau Rao. 

"Total rumah rusak berjumlah 128 unit, dengan rincian 99 unit rumah rusak ringan (RR), 18 unit rumah rusak sedang (RS) dan 11 unit rumah rusak berat (RB)," ujarnya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (5/6).

Pihaknya mendapatkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Morotai bahwa tidak ada korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada pukul 15.49 WIB. Kendati demikian, BPBD setempat masih melakukan evakuasi warga. Masih terdapat masyarakat yang bertahan di dataran ketinggian atau di rumah saudara karena trauma. 

Sesaat setelah gempa, dia menyebutkan, Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Kepulauan Morotai dan instansi terkait melakukan penanganan darurat, seperti memastikan pertolongan korban dan pendataan kerusakan. Saat ini masih terus dilakukan pendataan di lapangan. 

BMKG mengkoreksi parameter gempa yang sebelumnya berkekuatan M 7,1 menjadi M 6,8. Gempa yang terjadi pada kedalaman 111 km berada pada 99 km arah utara Kota Daruba, Pulau Morotai, Maluku Utara. 

Dia menyebut, guncangan gempa tersebut dirasakan sedang oleh warga  Kota Ternate selama 2-3 detik di Kota Ternate, sedangkan mereka di Kabupaten Halmahera Barat lemah selama 2-3 detik. 

"BNPB terus memonitor perkembangan pascagempa dan melakukan koordinasi dengan BPBD setempat dalan penanganan darurat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement