Jumat 05 Jun 2020 09:19 WIB

IHSG Lanjutkan Pelemahan di Akhir Pekan

Pelemahan IHSG didorong prediksi pertumbuhan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan pagi ini, Jumat (5/6). Indeks saham melemah 0,29 persen atau turun 14,35 poin ke posisi 4.902,35. IHSG kembali melemah setelah sepekan lamanya menguat.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan pagi ini, Jumat (5/6). Indeks saham melemah 0,29 persen atau turun 14,35 poin ke posisi 4.902,35. IHSG kembali melemah setelah sepekan lamanya menguat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona negatif pada perdagangan pagi ini, Jumat (5/6). Indeks saham melemah 0,29 persen atau turun 14,35 poin ke posisi 4.902,35. IHSG kembali melemah setelah sepekan lamanya menguat. 

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus melihat pergerakan saham hari ini lebih dipengaruhi oleh prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2020 akibat adanya pandemi Covid-19.

Berdasarkan proyeksi Badan Keuangan Fiskal (BKF), estimasi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diproyeksikan mencapai 2,3 persen dalam kondisi berat dan minus 0,4 persen dalam kondisi sangat berat sesudah adanya Covid-19.

Sebelumnya World Bank juga memprediksi perekonomian Indonesia akan tumbuh nol persen pada 2020. Hal ini didasarkan pada penanganan pemerintah terhadap pandemi virus corona yang dinilai belum efektif.

Nico sendiri menilai menilai pada kuartal II saat ini tekanan pada pertumbuhan ekonomi masih cukup besar. "Sehingga perbaikan ekonomi yang tercepat baru akan terlihat dampaknya pada kuartal III dan IV pada tahun ini," kata Nico, Jumat (5/6).

Adapun estimasi kepada dampak lain seperti kemiskinan cenderung masih sesuai dengan yang diproyeksikan BKF. Selanjutnya, BKF memprediksi tingkat kemiskinan akan naik 1,89 juta dalam kondisi berat dan naik 4,86 juta dalam kondisi sangat berat.

Adapun tingkat pengangguran diprediksi naik 2,92 juta dalam kondisi berat dan naik 5,23 juta dalam kondisi sangat berat. Berdasarkan historis, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal I 2020 mencapai 2,97 persen. 

Pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan pertumbuhan ekspor 2,9 persen dan penurunan impor 3,7 persen. Dengan adanya program penanggulangan dampak Covid-19, diharapkan gangguan sosial dan ekonomi tidak berdampak ke dunia usaha. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement