Kamis 04 Jun 2020 18:23 WIB

Laju Inflasi Mei 2020 di Cilacap Tertinggi di Jawa Tengah

TPID Kabupaten Banyumas pada Mei 2020 telah melakukan berbagai kegiatan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Yusuf Assidiq
Inflasi
Foto: Republika
Inflasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Laju inflasi Kota Cilacap, Jawa Tengah, pada Mei 2020 menjadi yang tertinggi di Jateng. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi menyebutkan, laju inflasi Kota Cilacap pada Mei 2020 tercatat 0,29 persen (mtm).

''Laju inflasi 0,29 persen ini memang lebih tinggi dibandingkan kota lain di Jateng. Seperti Purwokerto hanya mengalami inflasi 0,19 persen (mtm), Kudus dan Semarang hanya mencatat inflasi 0,1 persen (mtm). Bahkan Kota Surakarta dan Tegal mencatatkan deflasi masing-masing sebesar -0,2 persen  (mtm) dan -0,1 (mtm),'' jelasnya, Kamis (4/6).

Ia menyebutkan, laju inflasi Kota Cilacap ini didorong oleh kenaikan harga komoditas pada kelompok kesehatan, makanan, minuman, tembakau, serta transportasi. ''Kelompok kesehatan memberikan andil sebesar 0,12 persen, seiring dengan peningkatan harga sub kelompok jasa rawat jalan, jasa rawat inap, pembelian vitamin,'' katanya.

Sementara untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau, menurut Samsun, memberikan andil sebesar 0,09 persen. Inflasi pada kelompok ini, terutama bersumber dari peningkatan harga daging ayam ras dan bawang merah.

Pada Juni 2020, Samsun Hadi memperkirakan, Kota Cilacap masih akan mengalami inflasi di rentang 0,10 persen-0,30 persen (mtm). Sedangkan sumber tekanan inflasi terutama berasal dari kelompok kesehatan, makanan, minuman, dan tembakau serta rekreasi seiring dengan rencana pemberlakuan new normal oleh pemerintah.

Sedangkan laju inflasi 0,19 persen untuk Kota Purwokerto, menurut Samsun, juga terpantau lebih tinggi dibandingkan inflasi yang terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan nasional yang masing-masing tercatat sebesar 0,07 persen (mtm).

''Inflasi Mei 2020 di Purwokerto bersumber dari peningkatan harga komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, perawatan pribadi dan jasa lainnya, serta  perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga,'' jelasnya.

Untuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau, menurut Samsun, memberikan andil inflasi sebesar 0,08 persen. Terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan bawang merah.

Sebagai upaya pengendalian harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas pada Mei 2020 telah melakukan berbagai kegiatan, antara lain operasi pasar gula dan minyak, pembagian peket sembako sebagai pengganti pasar murah, dan berbagai kegiatan lainnya.

''Pada Juni 2020, Purwokerto diperkirakan masih akan mengalami inflasi dalam rentang 0 persen hingga 0,2 persen. Inflasi ini didorong oleh risiko meningkatnya harga beberapa komoditas makanan seperti aneka cabai dan beras, serta masih munculnya andil inflasi emas perhiasan dan rokok,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement