Kamis 04 Jun 2020 18:00 WIB

Gempa 6,8 SR di Maluku Utara tak Berpotensi Tsunami

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Gempa. Gempa 6,8 skala Richter mengguncang Maluku Utara. Gempa tak berpotensi tsunami.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa. Gempa 6,8 skala Richter mengguncang Maluku Utara. Gempa tak berpotensi tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mencatat wilayah Maluku Utara pada Kamis (4/6) pukul 15.49.40 WIB diguncang gempa tektonik berkekuatan magnitudo (M) 6,8. Gempa tidak berpotensi mengakibatkan tsunami.

"Hari Kamis, 04 Juni 2020 pukul 15.49.40 WIB wilayah Maluku Utara diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update M=6,8," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG  Rahmat Triyono seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Kamis.

Baca Juga

Ia menambahkan, episenter gempabumi terletak pada koordinat 2.93 LU dan 128.19 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 99 km arah Utara Kota Daruba, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara pada kedalaman 111 kilometer (km). Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia melanjutkan, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktifitas subduksi Lempeng Laut Filipina.

BMKG menganalisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault ). Ia menambahkan, guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Morotai IV MMI atau bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, Manado, Bitung, Minahasa, Bolmong, Ternate, Sitaro, Tahuna, Tobelo, Sofifi, dan Talaud II-III MMI Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Kendati demikian, ia menegaskan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga hari Kamis (4/6), pukul 16.03 WIB, dia melanjutkan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock. Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat memperoleh informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement