Kamis 04 Jun 2020 14:36 WIB

Pemerintah Lebih Gencar Dorong Investasi Sektor Padat Karya

Aktivitas industri telah terbukti membawa dampak luas terhadap perekonomian nasional.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja di industri tekstil
Foto: Rezza Estily/Antara
Pekerja di industri tekstil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah fokus mendorong realisasi penanaman modal sektor industri di Tanah Air di tengah Covid-19. Baik dari investor asing maupun lokal.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Janu Suryanto menjelaskan, selain masih mengincar penanaman modal dari sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor. Pemerintah juga akan lebih gencar menarik investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja atau sektor padat karya.

Baca Juga

“Dalam situasi seperti sekarang, investasi tentunya akan memberikan dampak positif bagi penciptaan lapangan kerja. Baik yang skala besar atau kecil,” jelasnya di Jakarta, Kamis (4/6).

Apalagi, lanjut dia, aktivitas industri selama ini telah terbukti membawa dampak luas terhadap perekonomian nasional. Di antaranya melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku, penerimaan devisa dari ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Janu pun mengungkapkan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi khususnya bagi sektor industri manufaktur. Potensi ini didukung dengan ketersediaan pasar yang besar dan bahan baku yang melimpah.

“Bahkan, Indonesia dinilai memiliki keunggulan bisa dijadikan sebagai hub manufaktur di wilayah Asean,” ujarnya. Daya tarik lainnya bagi investor yakni, Indonesia telah menyatakan kesiapan dalam menerapkan industri 4.0 melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Kemenperin mencatat, selama periode 2015 sampai 2019, total nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri manufaktur sebesar 61,5 miliar dolar AS. Sedangkan, kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 451,3 triliun.

Selama lima tahun terakhir tersebut, sektor yang memberikan sumbangsih terbesar pada PMA yaitu industri logam dasar yang telah mengguyurkan dananya hingga 12,8 miliar dolar AS. Selanjutnya diikuti industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar 9 miliar dolar AS, serta industri makanan dan minuman menyentuh angka sebesar 8 miliar dolar AS. 

Sementara, sektor dengan investasi PMDN tertinggi pada periode sama berturut-turut yakni industri makanan dan minuman sebesar Rp 158,3 triliun. Disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencapai Rp 55,5 triliun, serta industri barang galian bukan logam menembus hingga Rp 51,6 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement