Kamis 04 Jun 2020 13:41 WIB

Dompet Dhuafa Sumsel Bagi Sembako untuk Guru Ngaji

Dompet Dhuafa menyerahkan bantuan 30 paket sembako untuk guru ngaji dan honorer

 Dompet Dhuafa Sumsel beri bantuan untuk guru ngaji dan honorer.
Dompet Dhuafa Sumsel beri bantuan untuk guru ngaji dan honorer.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dompet Dhuafa Sumatra Selatan (Sumsel) bersama Majelis Taqwa Telkomsel Sumbagsel memberikan bantuan sembilan bahan pokok kepada guru ngaji terkait dampak pandemi Covid-19.

"Guru mengaji dan honorer, dua profesi yang juga merasakan dampak langsung dari pandemi Coronavirus Disease 2019 sehingga perlu dibantu," kata PIC Majelis Taqwa Telkomsel Sumbagsel Syaifuddin di Palembang, Kamis (4/6).

Baca Juga

Hal ini karena proses belajar mengajar mengaji di masjid atau mushola terpaksa dihentikan. Bahkan, hal itu dilakukan sebelum Palembang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Bagi ustaz atau ustazah yang mengantungkan hidupnya dari mengajar mengaji, kondisi ini membuat perekonomian mereka terpuruk. Kini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun sangat sulit.

Oleh karena itulah, Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) Sumbagsel berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa Sumsel membagikan 30 paket sembako buat guru mengaji dan honorer di Palembang.

“Kenapa kini pilih guru mengaji, karena kita tahu bersama sejak pandemi corona. Aktivitas belajar mengaji dihentikan, otomatis mereka tidak ada pemasukkan. Guru honorer juga sama, merasakan dampak langsung dari pandemi corona,” jelas dia.

Sementara salah seorang guru mengaji di Mushollah Al Hidayah, Arpendi mengatakan kehidupannya sekarang menjadi lebih susah saat adanya paparan corona. Bahkan dirinya kehilangan mata pencarian selama beberapa bulan terakhir karena pandemi Covid-19.

Padahal, selama hampir 10 tahun ini, ia mengabdikan hidupnya dan memenuhi kebutuhan dari mengajar mengaji. Dirinya memang tidak mematok bayaran dari jasanya itu, tapi sebagai ucapan terimakasih, orang tua dari anak didiknya membayar secara sukarela dan seikhlasnya. Tak heran jika pendapatannya tidak menentu, Rp 500 ribu- Rp 1.250.000 per bulan.

“Ada 100 anak yang belajar mengaji dengan saya. Mereka tidak dipungut biaya, tapi memang orangtua anak-anak yang mengaji di sini, sering memberikan seikhlasnya kepada saya. Kalau anak yatim piatu, saya gratiskan,” ujar dia.

Meski setiap bulan tidak besar, ia dimasa senja bersama keluarga masih bisa bertahan hidup. “Tapi, sejak ada pandemi corona ini. Tidak ada penghasilan sama sekali dalam beberapa bulan terakhir. Sedih memang, tak tahu lagi harus bagaimana. Kemarin saja, saya bingung mau bayar kontrakkan Rp 500 ribu, tidak ada uang, tapi Alhamdulillah ada yang bantu saya,” jelasnya.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada MTT dan Dompet Dhuafa Sumsel yang telah bersusah payah menyambangi dirinya dan guru mengaji lain untuk memberikan paket sembako. Bantuan tersebut tentu sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehngga pihaknya bersyukur, tambah dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement