Kamis 04 Jun 2020 07:33 WIB

Anak Tetap Bisa Tinggi Meski Ayah Ibunya Pendek

Faktor genetik berperan sekitar 10-20 persen dalam menentukan tinggi badan anak.

Anak mengukur tinggi badannya. Anak dari orang tua yang pendek belum tentu akan pendek juga.
Foto: pixgood
Anak mengukur tinggi badannya. Anak dari orang tua yang pendek belum tentu akan pendek juga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak tetap bisa tumbuh tinggi meski punya genetik tubuh mungil seperti ayah dan ibunya. Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Prof Hardinsyah menjelaskan, pengaruh genetik pada yang menentukan tinggi seorang anak hanya sekitar 10 hingga 20 persen.

"Faktor makanan dan lingkungan lebih dominan dan dalam jangka panjang dapat memengaruhi genetik," kata Hardinsyah dalam bincang-bincang daring World Milk Day dan Hari Susu Nusantara 2020 beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Hardinsyah mencontohkan, anak muda Jepang rata-rata tinggi badannya hanya mencapai 158 cm ketika masa penjajahan di Indonesia. Kini, rata-rata tinggi badan pria muda Jepang naik menjadi 172 cm.

Ada berbagai makanan sehat yang dapat menambah tinggi badan. Kacang-kacangan, ayam, almond, sayuran, ubi, telur, buah beri, salmon, serta susu termasuk di antaranya.

"Susu bukan satu-satunya pangan sumber zat gizi, tetapi susu dapat melengkapi pemenuhan gizi yang berkualitas dalam mewujudkan gizi seimbang," jelas dia.

Hardinsyah mengungkapkan, susu adalah salah satu sumber protein hewani yang juga zat gizi. Susu mengandung zat gizi makro maupun mikro, seperti vitamin dan mineral untuk membantu tubuh tumbuh sehat dan kuat.

Bagi seorang remaja atau dewasa, dalam segelas susu terkandung separuh kebutuhan kalsium dan vitamin D, memenuhi 20 hingga 30 persen kebutuhan protein, vitamin B6, B9, B12, E, dan fosfor. Segelas susu juga mengandung 10 sampai 15 persen kebutuhan energi, lemak yang unik, vitamin B5, zink, selenium, dan magnesium.

"Semua zat gizi ini turut membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, pertumbuhan dan kekuatan tulang, gizi, kekuatan otot, dan kemampuan berpikir,” kata dia.

Saat ini, konsumsi susu penduduk Indonesia tergolong rendah, rata-rata 17 kg per kapita per tahun. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kanpus Kementerian Pertanian Fini Murfiani mengatakan, tingkat konsumsi susu di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand yang sudah di atas 20 kg per kapita per tahun.

"Apalagi dibandingkan Eropa yang lebih dari 200 kg per kapita per tahun," kata Fini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement