Rabu 03 Jun 2020 22:11 WIB

KONI Minta Semua Pelatih Buat Program Baru

Para atlet mengeluhkan tantangan ketika harus latihan mandiri di rumah.

Ketua Umum KONI, Marciano Norman.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum KONI, Marciano Norman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman meminta kepada semua pelatih cabang olahraga untuk membuat program latihan baru. Langkah ini dilakukan guna persiapan memasuki tatanan normal baru yang akan diterapkan setelah pandemi corona.

Sebagian atlet saat ini terpaksa berlatih secara mandiri di rumah setelah dipulangkan ke daerahnya masing-masing. Kondisi tersebut, menurut Marciano, akan berdampak pada persiapan atlet menuju kejuaraan single maupun multievent yang padat di tahun depan.

Oleh karena itu, Marciano mengingatkan, pelatih harus bisa membuat program latihan baru menyesuaikan dengan kondisi saat ini.

"Yang penting para pelatih harus bisa memprogram kembali latihan para atlet yang disiapkan untuk kejuaraan agar bisa mencapai puncaknya pada 2021," kata Marciano dalam telekonferensi pers di Jakarta, Rabu (3/6).

Marciano menambahkan, atlet-atlet daerah disiapkan untuk PON 2021, lalu ada juga yang difokuskan SEA Games. "Pelatih harus memprogram ulang latihan sehingga di Vietnam tahun depan (atlet) bisa mengulang prestasi seperti di Manila," katanya menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, para atlet juga mengeluhkan tantangan ketika harus latihan mandiri di rumah. Program latihan yang sudah direncanakan sejak awal oleh jajaran pengurus besar cabang olahraga pun banyak yang gagal terlaksana.

Pemanah Riau Ega Agatha, misalnya, menyampaikan bahwa ia dan rekan-rekannya seharusnya menjalani uji coba ke luar negeri pada Maret lalu. Namun seiring dengan adanya pandemi, kejuaraan tersebut resmi dibatalkan. "Kondisi pandemi yang tak kunjung berakhir ini juga membuat PP Perpani belum menentukan dimulainya kegiatan pelatnas, sehingga program latihan masih mengikuti arahan pelatih di daerah."

Atlet lainnya, Edgar Xavier Marvelo, mengeluhkan kesulitan yang ia hadapi ketika harus berlatih di rumah dengan ruang gerak yang sangat terbatas. "Kendala agak banyak. Wushu membutuhkan tempat latihan yang luas dan empuk. Latihan tidak maksimal dan hanya latihan dasar saja," kata Edgar.

Hal senada disampaikan atlet taekwondo Defia Rosmaniar yang mengatakan bahwa berlatih sendiri di rumah tanpa lawan tanding cukup membosankan. "Latihan sendiri dan tidak ada lawan tanding jadi sedikit bosan. Atlet yang satu daerah juga masih takut-takut untuk keluar," jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement