Kamis 04 Jun 2020 00:31 WIB

Paus Serukan Rekonsiliasi Soal Demo Anti-Rasial di AS

Demonstrasi telah menciptakan kehancuran dan kekalahan pada diri masing-masing orang.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Paus Fransiskus
Foto: EPA-EFE/ANDREAS SOLARO/POOL
Paus Fransiskus

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Pemimpin Gereja Vatikan, Paus Fransiskus mengimbau diadakannya rekonsiliasi aksi protes anti-rasial di Amerika Serikat (AS). Pasalnya, aksi demonstrasi tersebut telah menciptakan kehancuran dan kekalahan pada diri masing-masing orang.

"Kita tidak dapat menolerir atau menutup mata terhadap rasisme dan pengucilan dalam bentuk apa pun bahkan untuk membela kesucian setiap kehidupan manusia," kata Paus Francis seperti diwartakan Reuters, Rabu (3/6).

Dia sependapat bahwa hal-hal yang berbau rasial adalah sesuatu yang tidak dapat ditoleransi. Dia mengaku, berduka atas kepergian George Floyd, warga Afrika-Amerika yang meninggal oleh salah seorang anggota kelpolisian.

Paus menyebut, bahwa apa yang menimpa pria berusia 46 tahun itu merupakan peristiwa yang tragis. Kendati, menurutnya, tidak ada hal yang dapat diperoleh dari aksi kekerasan dalam demo anti-rasial yang digelar di negara tersebut.

Dia meminta, warga AS untuk memohon kepada Tuhan agar diberikan jalan rekonsiliasi nasional. Menurutnya, hal tersebut berpotensi menciptakan perdamaian yang didambakan semua orang.

Sebelumnya, Preisden AS Donald Trump sempat mendapatkan kecaman dari para pemuka agama kristiani. Mereka mengkritik Trump karena menggunakan simbol agama sebagai latar belakang untuk kesempatan berfoto di tengah pecahnya aksi demonstrasi di berbagai daerah.

Mereka juga mengutuk pemindahan paksa aksi damai para demonstran di dekat Gedung Putih pada Senin (1/6) lalu. Hal tersebut dilakukan agar Trump dapat difoto sambil menggenggam alkitab di depan sebuah gereja Episcopalian.

Presdien AS berencana mengerahkan militer jika kerusuhan tak kunjung berhenti. Pengerahan garda nasional itu dilakukan Trump untuk mengamankan demo anti-rasisme yang pecah di kota-kota besar AS.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement