Rabu 03 Jun 2020 13:48 WIB

BPS: Pola Konsumsi yang Berubah Pengaruhi Inflasi di Jatim

Bahan makanan yang biasanya sumbang inflasi justru menyumbang deflasi

Cabai rawit
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Cabai rawit

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pola konsumsi pada momen Lebaran 2020 yang berubah, membuat terjadinya inflasi di Jawa Timur sebesar 0,18 persen pada Mei 2020. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan, bahan-bahan makanan yang biasanya menyumbang inflasi pada Lebaran, pada Mei lalu justru menyumbang deflasi, seperti cabai rawit (29,43 persen), telur ayam ras (10,89 persen), bawang putih (23,54 persen) dan cabai merah (14,39 persen).

Selain itu, kata dia, gula pasir yang pada bulan sebelumnya cukup mahal, juga turut menyumbang deflasi 4,72 persen karena pasokan di pasar sudah mulai tercukupi sejak impor dilakukan.

"Secara umum, inflasi yang rendah ini disebabkan pola konsumsi yang berubah akibat pembatasan mobilitas masyarakat serta menurunnya permintaan akibat Covid-19," kata Dadang, dalam keterangan resminya, Rabu (3/6).

Ia mengatakan, perayaan Lebaran tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya karena pandemi membuat gaya hidup di rumah saja mempengaruhi pola konsumsi di hari raya.

"Banyak pesta buka bersama, atau kegiatan halal bihal tidak terealisasi yang menyebabkan permintaan bahan pokok tidak meningkat," katanya.

Ia mencatat, dari 8 kota yang menjadi sorotan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 6 kota mengalami inflasi dan 2 kota lainnya yakni Kediri dan Jember mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi ada di Kota Malang 0,27 persen, inflasi terendah di Kota Madiun 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi ada di Kediri -0,19 persen dan deflasi terendah di Jember -0,03 persen," jelasnya.

Sementara itu, dari 10 komoditas penyumbang inflasi Jatim pada Mei 2020 masing-masing adalah angkutan udara 18,80 persen, daging ayam ras 6,08 persen, bawang merah 15,55 persen, apel 5,67 persen, melon 9,63 persen, cumi-cumi 7,70 persen, tempe 2,08 persen, ikan bandeng 4,43 persen, udang basah 2,06 persen dan susu bubuk balita 0,76 persen.

Sementara 10 komoditas penyumbang deflasi cabai rawit 29,43 persen, telur ayam ras 10,89 persen, bawang putih 23,54 persen, emas perhiasan 1,69 persen, cabai merah 14,39 persen, gula pasir 4,72 persen, ikan mujair 3,51 persen, minyak goreng 1,11 persen, tomat 4,42 persen dan roti tawar 1,64 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement