Rabu 03 Jun 2020 11:57 WIB

Kotak Telepon Ikon London Berubah Jual Kopi

Ruang yang sempit kini jadi peluang saat status lockdown mulai diangkat.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Fuji Pratiwi
Kotak telepon merah. Sepasang kekasih bernama Loreinis Hernandez dan Sean Rafferty menyulap dua kotak telepon menjadi kedai kopi bernama Amar Cafe.
Foto: defibmachines.co.uk
Kotak telepon merah. Sepasang kekasih bernama Loreinis Hernandez dan Sean Rafferty menyulap dua kotak telepon menjadi kedai kopi bernama Amar Cafe.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kotak telepon berwarna merah menjadi ikon kota London, Inggris, sejak lama. Beberapa unit yang hanya menjadi pajangan coba didaur ulang untuk menjadi sesuatu yang berguna, seperti kedai kopi.

Sepasang kekasih bernama Loreinis Hernandez dan Sean Rafferty menyulap dua kotak telepon menjadi kedai kopi bernama Amar Cafe. Mereka mengatakan, kurangnya ruangan di dalam akan menyulitkan bisnis mereka. Namun, ternyata kekurangan ini justru peluang besar saat status lockdown di Inggris mulai diangkat.

Baca Juga

Merek membuat Amar Cafe yang dioperasikan dari dua kotak telepon bekas yang berdekatan di London barat. Persiapan pembukaan ini dilakukan hanya seminggu sebelum kota ditutup pada akhir Maret karena pandemi Covid-19 dan harus ditunda sementara.

"Kami sangat bersemangat memulai bisnis ini. Tapi kemudian kuncian muncul. Kami tutup selama enam minggu," kata Hernandez seperti dilansir Reuters, Rabu (3/6).

Pelonggaran pembatasan pekan ini mendorong mereka untuk membuka kembali kafe yang berspesialisasi dalam kopi dari Kolombia, kampung halaman Hernandez. "Kami menginvestasikan semuanya di dalam kotak-kotak ini sebelum lockdown," kata Rafferty.

Kedai kopi kotak telepon itu memang melayani pemesanan takeaways. "Mungkin lebih baik bagi kita sekarang karena orang lebih suka berada di luar, duduk di taman," kata Rafferty melihat peluang jarak sosial yang akan tetap diterapkan oleh masyarakat.

Meski Inggris mulai kembali menjalankan aktivitas secara normal, ada kekhawatiran pasokan kopi akan terhambat. Hal ini menimbang dengan kondisi karantina wilayah yang sedang terjadi di negara Amerika Selatan yang menjadi pemasok kopi mereka. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement