Selasa 02 Jun 2020 16:31 WIB

Gilead: Remdesivir Bantu Atasi Gejala Sedang Covid-19

Gejala sedang Covid-19 tampak membaik setelah pemberian remdesivir selama lima hari.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Foto oleh Gilead Sciences menunjukkan remdesivir yang telah disetujui FDA sebagai obat Covid-19.
Foto: Gilead Sciences via AP
Foto oleh Gilead Sciences menunjukkan remdesivir yang telah disetujui FDA sebagai obat Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Kalifornia, Amerika Serikat, Gilead Science, mengungkapkan bahwa obat eksperimental remdesivir yang mereka kembangkan dapat membantu pasien Covid-19 bergejala sedang yang dirawat di rumah sakit. Gejala-gejala sedang yang dialami pasien tampak membaik setelah pemberian remdesivir selama lima hari.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi yang melibatkan hampir 600 pasien Covid-19 dengan gejala pneumonia sedang. Para pasien yang terlibat tidak membutuhkan bantuan oksigen.

Baca Juga

Sebagian pasien diberikan perawatan standar ditambah dengan obat remdesivir selama lima atau 10 hari. Sebagian lainnya hanya mendapatkan perawatan standar, tanpa tambahan pemberian obat remdesivir.

Remdesivir merupakan obat yang didesain untuk mengganggu enzim yang digunakan virus SARS-CoV-2 untuk memperbanyak materi genetiknya. Obat ini diberikan kepada pasien melalui metode intravena.

Obat ini sudah disetujui penggunaannya untuk Covid-19 di Jepang. Di Amerika Serikat, remdesivir telah mendapatkan izin penggunaan darurat untuk pasien-pasien tertentu.

Berdasarkan studi yang akan segera dipublikasikan dalam jurnal medis ini, sebanyak 65 persen pasien yang diberikan obat remdesivir selama lima hari mengalami perbaikan di hari ke-11. Akan tetapi, pemberian remdesivir selama 10 hari tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan standar.

Selama studi berlangsung, tak ada kasus kematian pada kelompok pasien yang menerima remdesivir selama lima hari. Dua kasus kematian terdapat pada kelompok pasien yang menerima remdesivir selama 10 hari dan empat kasus kematian terdapat pada kelompok pasien yang hanya menerima perawatan standar.

"(Meski studi memiliki keterbatasan) ada kelompok kontrol yang membantu memverifikasi bahwa remdesivir memiliki beberapa manfaat," ungkap spesialis penyakit menular dari University of Minnesota Medical Center Dr Radha Rajasingham yang tidak terlibat dalam studi, seperti dilansir AP.

Remdesivir sejauh ini menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan dalam terapi Covid-19. Sebuah studi berskala besar yang dilakukan oleh National Institutes of Health, misalnya, menemukan bahwa pemberian remdesivir pada pasien bergejala berat yang dirawat di rumah sakit dapat memperpendek masa pemulihan dari 15 hari menjadi 11 hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement