Selasa 02 Jun 2020 15:53 WIB

IHSG Diprediksi Reli Jelang Batas Waktu Buyback Saham

Emiten memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk melakukan buyback saham.

Layar ponsel menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ilustrasi
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Layar ponsel menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Succor Asset Management Jemmy Paul Wawointana memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengalami kenaikan atau reli jelang batas waktu pembelian saham kembali (buyback). Jemmy menuturkan saat ini realisasi buyback saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) belum sampai 10 persen dari total rencana buyback saham keseluruhan.

"Mereka itu kalau tidak salah terakhir 15 sampai 20 Juni. Saya prediksi akan ada reli sampai dengan 15 Juni, di mana ada beberapa emiten yang akan mulai lakukan buyback secara agresif karena waktu buyback akan segera selesai," ujar Jemmy dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Selasa (2/6).

Baca Juga

Emiten sendiri memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk melakukan buyback saham terhitung sejak pengumuman rencana akan melakukan buyback tersebut di keterbukaan informasi BEI. Emiten diwajibkan untuk melapor kembali ke otoritas apabila melewati jangka waktu tiga bulan tersebut.

Berdasarkan data BEI per 27 Mei 2020 realisasi buyback saham tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mencapai Rp1,57 triliun atau 8,1 persen dari rencana total nilai buyback saham Rp19,45 triliun.

Total nilai buyback yang telah dilakukan oleh perusahaan BUMN adalah sebesar Rp326 miliar atau 3,2 persen dari total rencana buyback seluruh perusahaan BUMN. Sedangkan perusahaan non-BUMN adalah sebesar Rp1,24 triliun atau 13,4 persen dari total rencana buyback seluruh perusahaan non BUMN.

Total perusahaan tercatat yang berencana melakukan buyback saham sendiri sebesar 68 perusahaan tercatat yang terdiri dari 12 perusahaan BUMN dan 56 perusahaan non-BUMN. Perusahaan BUMN direncanakan akan melakukan buyback senilai Rp10,15 triliun, sedangkan perusahaan non-BUMN akan melakukan buyback saham senilai Rp9,3 triliun.

Adapun jumlah perusahaan yang sudah melakukan buyback saham sebanyak 47 perusahaan, terdiri dari tujuh perusahaan BUMN dan 40 perusahaan non-BUMN. Sementara itu yang belum melaksanakan buyback saham sebanyak 21 perusahaan, terdiri dari lima perusahaan BUMN dan 16 perusahaan non-BUMN.

Jemmy menilai mempertimbangkan potensi reli IHSG serta ekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini relatif kurang baik, investor dapat memanfaatkannya untuk melakukan aksi beli saham.

"Jadi ini timing-nya untuk masuk. Makanya hari ini indeks naiknya lumayan 2,5 persen," kata Jemmy.

Meski di tengah pandemi yang masih berlangsung, secara umum Jemmy masih optimis IHSG masih bisa tumbuh 15 persen ke level 5.500 pada akhir tahun ini, terutama disumbang oleh sektor perbankan.

"Memang kebetulan tahun ini perbankan lumayan terkena dampak Covid-19 karena sebelumnya UMKM tidak kena sekarang kena. Banyak sekuritas yang bahkan bilang laba bersih akan turun 50 persen bahkan 60-70 persen. Saya terus terang tidak sependapat, saya pikir turunnya sekitar 20-40 persen karena banyak fator yang tidak dihitung. Ini kan cuma tahun ini, tahun depan recover lagi setelah restrukturisasi jalan dan ekonomi mulai balik," ujar Jemmy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement