Senin 01 Jun 2020 11:21 WIB

Saat Pura Jadi Sumber Penghidupan Remaja Muslim di Pakistan

Remaja Muslim berburu koin dari umat Hindu di pura Pakistan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nashih Nashrullah
Remaja Muslim berburu koin dari umat Hindu di pura Pakistan.  Ilustrasi seorang pria mengendarai skuter Vespa di kawasan padat penduduk Kota Karachi, Pakistan.
Foto: Akhtar Soomro/Reuters
Remaja Muslim berburu koin dari umat Hindu di pura Pakistan. Ilustrasi seorang pria mengendarai skuter Vespa di kawasan padat penduduk Kota Karachi, Pakistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI – Pura Shri Laxmi Narayan Mandir menjadi lokasi ibadah bagi kaum minoritas Hindu di Karachi. Namun pura setua 200 tahun itu ternyata jadi sumber penghasilan bagi remaja Muslim di sana.

Pura berlokasi di jembatan Native Jetty dekat pelabuhan Karachi. Pura selalu ramai baik oleh aktivitas ibadah atau festival agama. 

Baca Juga

Biasanya pengunjung pura akan melemparkan koin ke laut yang kemudian berusaha diperebutkan remaja Muslim. Koin-koin itu jadi tambahan uang jajan buat mereka.

Anggota Dewan Hindu Pakistan, Ramesh Vankwani, menekankan pentingnya kehadiran pura itu. Bahkan pura itu sebenarnya tergolong tempat sakral untuk penyelenggaraan ibadah.

"Itulah satu-satunya pura berlokasi strategis di Karachi karena kaum Hindu perlu akses ke air laut untuk ibadah. Kami juga melemparkan banyak objek (uang) sebagai bentuk ritual," kata Vankwani dilansir dari New Indian Express pada Senin, (1/6).

Salah satu pemuda Muslim lokal Shafiq menyebut sering mendapat benda berharga seperti uang koin dari kaum Hindu yang melemparkannya ke laut. Ia memperoleh penghasilan tambahan dengan berenang di laut. Jika beruntung, tak hanya uang koin yang didapat, melainkan juga perhiasan emas dan perak.

"Kami berlatih sendiri-sendiri untuk menjadi ahli selam. Kami bisa bertahan lebih lama di dalam air ketika mencari benda di laut," ujar Shafiq.

Namun nasib baik tak selalu diterimanya. Kadang ia diusir kaum Hindu karena dianggap mengganggu ibadah. Walau begitu, ia dan kawan-kawannya hanya pergi sebentar sembari menunggu kaum Hindu pergi.

"Kami di sini sampai pura dibuka untuk ibadah karena setelah dibuka akan ramai, khawatir dimarahi," tutur Shafiq.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement