Ahad 31 May 2020 12:09 WIB

Hadapi New Normal, Tempat Wisata Dibuka Bertahap

Obyek wisata yang dibuka lebih awal adalah wisata luar ruangan

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Warga melintas di depan mural bertema ramadan di kampung wisata batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/5). (Ilustrasi)
Foto: Antara/Maulana Surya
Warga melintas di depan mural bertema ramadan di kampung wisata batik Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/5). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyatakan berencana membuka sejumlah objek wisata di Kota Solo secara bertahap. Pembukaan dilakukan sesuai perkembangan kasus Covid-19.

Menurutnya, objek wisata yang akan dibuka lebih awal terutama wisata luar ruangan atau outdoor. Di antaranya Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Taman Balekambang serta sejumlah taman kota. Pembukan lokasi wisata tersebut dibarengi dengan aturan ketat protokol kesehatan.

"Misalnya TSTJ itu dihitung kapasitasnya. Yang penting tidak melebihi 50 persen dari kapasitas seluruh pengunjung. Misal kapasitasnya 100 pengunjung, ya yang datang dibatasi 50 orang. Itupun tidak boleh berdesak-desakan," jelasnya kepada wartawan, Sabtu (30/5).

Wali Kota menambahkan, khusus Taman Jurug, dia meminta manajemen memprioritaskan pengunjung yang telah memberi donasi dengan membeli tiket di muka. Manajemen diminta mengatur jadwal untuk masyarakat yang sudah membeli tiket tersebut. "Malah gampang itu, misalnya tiket nomor sekian sampai sekian bisa masuk pada hari ini dan seterusnya. Mungkin kalau TSTJ itu ya sehari 100 orang dulu," imbuhnya.

Wali Kota menekankan terkait protokol yang wajib diperhatikan pengunjung saat memasuki area wisata. Di antaranya, wajib cuci tangan sebelum masuk objek wisata, memakai masker, menjaga jarak, serta untuk sementara tidak menaiki hewan atau wahana yang ada.

Sementara untuk pembukaan objek wisata indoor, seperti wayang orang masih akan dipertimbangkan lagi. "Masih menunggu situasi Covid-19 dulu. Pembukaan objek wisata sebenarnya masih bisa dipikir nanti, yang penting sebenarnya bagaimana menyelamatkan manusianya. Warga sehat semua dulu, piknik belakangan," ujarnya.

Sebelumnya, TSTJ telah melakukan penjualan tiket di muka seharga Rp 20 ribu per tiket untuk keperluan operasional terutama memenuhi pakan satwa. Tiket tersebut dapat digunakan sampai 31 Desember 2021. Sampai saat ini, tiket di muka sudah terjual sampai 50 ribu lembar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement