REPUBLIKA.CO.ID, SYNDEY – Pelaksanaan ibadah shalat Idul Fitri 1 Syawwal 1441 H, Ahad (25/5) telah berlangsung dengan khidmat dengan tetap mengikuti protocol kesehatan yang ditetapkan pemerintah negara bagian NSW (New South Wales).
CIDE (Center for Islamic Dakwah and Education) sebagai salah satu institusi dakwah tertua di Sydney mengambil keputusan terkait persoalan keagamaan dengan mempertimbangkan tiga hal mendasar. Ketiganya adalah kebijakan pemerintah; fatwa Australian Fatwa Council, Australian Nasional Imams Council (ANIC); dan pandangan Board of Imam atau Dewan Imam CIDE yang terdiri dari Ustadz Shaifurrokhman Mahfudz dan Ustadz Ali Abdullah.
Siaran pers CIDE yang diterima Republika.co.id, Sabtu (30/5) menyebutkan, ibadah shalat dan khutbah Idul Fitri ini dipusatkan di dua tempat, yakni Masjid al-Hijrah di kawasan Tempe dan CIDE Academy di Mount Druitt, Western Sydney. Dalam suasana pandemi Covid-19, setiap tempat ibadah dibatasi maksimal 10 jamaah. Karena itu masyarakat dihimbau untuk bisa mengikuti khutbah live streaming melalui youtube dan facebook. Juga interaktif melalui zoom yang sudahbdisiapkan tim IT dan Media CIDE. Jamaah juga diingatkan agar tidak ada jeda yang terlalu panjang dari shalat Ied dengan khutbah dan tetap memperhatikan adab-adab dalambpelaksanaa shalat ied.
Dewan Imam CIDE telah membekali jamaah dengan booklet Panduan Ibadah Idul Fitri Saat Pandemi (IdulFitri During Covid-19 Pandemic) dan contoh khutbah singkat yang bisa digunakan keluarga yang memilih shalat dan khutbah IdulFitri di rumah masing-masing. Untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat Indonesia, CIDE mengadakan dua khutbah dalam dua bahasa: Indonesia dan Inggris yang dilakukan dalam waktu yang berbeda secara berurutan.
“Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Berada dalam suasana yang penuh keprihatinan, maka tema utama yang diusung dalam kajian dan pergerakan dakwah CIDE adalah Ramadhan: Momentum Penguatan Solidaritas Sosial,” kata Presiden CIDE, Herman Rahman.
Imam Dewanto sebagai koordinator Program Ramadhan 1441 H telah berusaha mengoptimalkan kesempatan ibadah di bulan mulia ini dengan memperbanyak aktivitas keilmuan dan peningkatan spiritualitas masyrakat Muslim dengan menghadirkan belasan pemateri bidang keislaman, konsultan kesehatan, dan psikolog anak-keluarga yang menyuguhkan bahasan-bahasan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat di Australia.
Dalam khutbah yang bertemakan “Mewujudkan Spirit Fitrah untuk Solidaritas Sosial”, Shaifurrokhman Mahfudz yang kerap disapa Ustadz Shaif selaku khatib menekankan bahwa seorang Muslim yang telah melewati Ramadhan akan terlahir dalam dirinya kepribadian mulia yang mencerahkan sesamanya. "Spirit fitrah inilah yang harus ditunjukkan kepada dunia dengan mengabarkan bahwa Alquran telah menempatkan manusia sebagai sentral kepentingannya, dimana semua makhuk lain diposisikannya untuk melayani manusia yang hadir sebagai solusi terbaik bagi seluruh problematika alam dan kehidupan zaman (QS. Al-Isra; 9)," ujar Ustadz Shaif.
Untuk kebaikan hidup manusia, Alquran menekankan dua hal utama; hablun minallah dan wa hablum minannas. "Ayat ini dengan sangat jelas menempatkan aspek sosiologis pada posisi yang sangat sentral dan strategis," tuturnya.
Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam Baihaqi, Rasulullah SAW bersabda: “Allah hanya akan menerima shalat dari orang yang merendahkan diri di hadapan keagungan-Ku, tidak sombong terhadap sesama makhluk-Ku, menghabiskan siangnya dengan zikir kepada-Ku, tidak sengaja melakukan dosa di malam harinya, suka memberi kepada orang yang lapar, memberi perlindungan bagi orang yang kesulitan, menyayangi yang kecil dan menghormati yang besar.”
Inilah, kata Ustadz Shaif, keindahan ajaran Islam yang telah menempatkan manusia sesuai fitrahnya sebagai makhluk sosial sekaligus selaras dengan sunnatullah yang menjadi bagian dari tuntutan kehidupan dalam bermasyarakat. Terlebih kepada sesama Muslim yang ditahbiskan Allah sebagai orang-orang yang bersaudara. “Innamal mukminuna ikhwah”.
Ustadz Shaif menegaskan, konsep persaudaraan yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya sangatlah jelas dan aplikatif. Dalam hadits yang sahih disebutkan;Abu Musa RA menyampaikan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kaum mukminin itu bagaikan satu bangunan. Saling menguatkan”. Lalu beliau menjalin jari jemarinya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Siaran pers CIDE NSW juga menyebutkan, Australia, secara umum, nampaknya cukup berhasil dalam menangani wabah Corona ini. Scott Morison, Perdana Menteri Australia, dengan meyakinkan bahwa pemerintah dan warganya telah bisa memenangkan wabah pandemi ini. Sudah lebih dua bulan, tidak ada kasus baru warga yang terpapar virus mematikan tersebut.
Salah satu negara bagian, New South Wales (NSW) sejak awal Mei telah melakukan kelonggaran secara bertahap untuk tempat-tempat ibadah, pesta pernikahan dan pemakaman. Mulai awal Juni 2020, tempat ibadah bisa lebih ramai diisi jamaah sampai 50 orang.Tentu saja tetap dengan pembatasan yang ketat; physical distancing, penggunaan hand sanitizer dan protokol kesehatan lainnya.
Sejak seminggu ini, anak-anak sekolah sudah bisa masuk sekolah kembali sebagaimana biasa, dari Senin-Jumat. Pemandangan menarik tampak terlihat ketika para guru dan staf sekolah secara antusias menyambut murid-murid dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Sejak pagi sekali, pihak sekolah membuat sambutan meriah ini guna meyakinkan anak-anak bahwa tidak perlu takut lagi untuk mengikuti aktivitas sekolah dan mereka sudah bisa lebih leluasa menikmati suasana persekolahan.
Silaturahim saat hari Ied bisa dilakukan dari rumah kerumah meski juga dibatasi dan diatur sedemikian rupa. Pemahaman dan kesadaran masyarakat serta kepercayaan mereka terhadap pemerintah, menjadi kunci penting keberhasilan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.
Pengurus CIDE (Board of Executive) memandang pentingnya membangun hubungan baik dengan semua masyrakat Australia. Sepanjang musim pandemi, Tim CIDE Charity yang dinahkodai oleh Farid Sungkar bergerak aktif melakukan upaya solidaritas sosial dengan menebarkan bantuan logistik berupa sembako dan kebutuhan lainnya kepada masyarakat Indonesia yang terdampak langsung musibahini.
Termasuk juga masyarakat Australia yang tinggal berdekatan di sekitar masjid. "Sehari menjelang hari Idul Fitri mereka telah menerima bingkisan dari CIDE dan menyambutnya dengan penuh antusias dan apresiasi yang sangat baik," ungkap Farid Sungkar.