Sabtu 30 May 2020 17:17 WIB

Cara Agar Lansia Tetap Bahagia di Tengah Pandemi

Lansia harus terus berkarya agar hari-harinya tidak stres.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Lansia bahagia. Ilustrasi
Foto: Dailymirror
Lansia bahagia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  SOLO– Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Wagino menuturkan beberapa dampak Covid-19 bagi lansia. Wagino membahas bagaimana cara mewujudkan lansia yang tangguh.

"Apapun yang ingin dilakukan lansia jangan pernah dikekang, biarkan ia terus berkarya agar dalam kehidupan sehari-harinya tidak mengalami stres," dalam webinar dengan tajuk Menjadi Lansia Tangguh dan Bahagia dalam Situasi Pandemi Covid-19..

Baca Juga

Webinar digelar melalui aplikasi Zoom Meeting dan juga live streaming melalui akun resmi YouTube UNS, pada Jumat (29/5).

Dia mengatakan pandemi covid memberikan banyak dampak bagi lansia. Di antaranya, adanya dampak pada kesehatan mental terkait adanya jarak fisik maupun sosial yang sedang berlangsung, angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok lain.

 

Selain itu, berdasarkan gender menyebutkan lansia perempuan lebih rentan, sering mendapatkan perlakuan kasar. Bahkan ada yang masih bekerja pada situasi pandemi ini. Wagino mengungapkan tidak mudah memiliki orangtua yang berusia lanjut, sehingga diperlukan kesabaran.

"Ternyata punya orang tua lansia yang usianya sudah di atas 60 atau 70 tahun tidak mudah. Kalau sudah di atas usia 70 tahun seperti bayi, banyak cerewet dan sebagainya. Kita sebagai anak, merawat orang tua yang lansia harus sabar," kata Wagino.

Wagino juga berbagi beberapa dimensi pada lansia. Terdapat dimensi spiritual yang membuat lansia harus meyakini pandemi Covid-19 merupakan ketetapan dan takdir Tuhan.

Sebagai manusia, sudah seharusnya tetap berusaha semampunya agar terhindar dari risiko penularan Covid-19 dan berdoa meminta pertolongan. Dimensi emosional juga terdapat pada lansia yang ditandai dengan adanya upaya agar terhindar dari stres karena tidak mungkin anak cucu berkunjung pada masa pandemi ini. Silaturahim bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi.

Selanjutnya, terdapat dimensi sosial kemasyarakatan. Melalui komunikasi daring lansia dapat melakukan komunikasi dengan teman sebaya maupun keluarga dengan baik. Terdapat pula dimensi fisik, pada masa pandemi Covid-19 seperti ini, lansia diharapkan tetap aktif berolahraga, berjemur di pagi hari, makan makanan sehat, istirahat yang cukup, dan rutin cek kesehatan juga minum obat.

Dimensi intelektual pada lansia ditandai dengan mulai mengalami kebingungan dan kekhawatiran akibat pikiran-pikiran yang diciptakan. Dimensi keenam berupa profesional vokasional, di sini lansia bekerja bukan sekadar untuk pemenuhan nafkah, melainkan sebagai bentuk aktualisasi diri. Kemudian yang terakhir, dimensi lingkungan yang membuat lansia dapat melakukan kegiatan yang menyenangkan di rumah seperti membaca, melukis, dan menjahit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement