Jumat 29 May 2020 14:28 WIB

Jerman Hentikan Riset Obat Anti-Malaria untuk Covid-19

Penghentian riset dilakukan setelah WHO juga menghentikan uji coba obat anti-malaria.

Red: Nur Aini
Pil hidroksiklorokuin yang dikenal sebagai obat antimalaria banyak digunakan sebagai pengobatan Covid-19.
Foto: EPA
Pil hidroksiklorokuin yang dikenal sebagai obat antimalaria banyak digunakan sebagai pengobatan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Universitas di Jerman menghentikan riset klinis yang menggunakan obat anti-malaria hydroxychloroquine untuk Covid-19.

Dalam laporan Spiegel Online pada Kamis (28/5), hal itu dilakukan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini memutuskan untuk menghentikan sebuah uji coba besar terkait masalah keamanan.

Baca Juga

"Kini kami mungkin menghentikan riset selama dua pekan," kata Peter Kremsner, Direktur Medis Tuebingen University Hospital kepada Spiegel, yang melaporkan keputusan itu pada Kamis sore (29/5). Selanjutnya akan dilakukan evaluasi apakah riset tersebut akan dilanjutkan.

Hydroxychloroquine digembar-gemborkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pejabat lainnya sebagai pengobatan potensial untuk penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Trump mengaku mengonsumsi obat tersebut untuk membantu mencegah infeksi.

Namun, sejumlah negara Eropa pada Rabu mulai menghentikan penggunaan obat anti-malaria untuk mengobati pasien Covid-19, dan sebuah uji coba global kedua ditunda.

Kremsner mengatakan kepada Spiegel bahwa ia tidak memiliki indikasi efek samping yang mungkin berhubungan dengan hydroxychloroquine. Namun, ia mengatakan yakin obat tersebut mungkin dalam beberapa kasus digunakan pada pasien, di mana risiko efek sampingnya sangat tinggi.

"Saya yakin bahwa kami dapat melanjutkan uji coba," katanya seperti dikutip Spiegel.

Tak ada pihak di rumah sakit universitas yang bersedia berkomentar kepada Reuters.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement