Jumat 29 May 2020 13:30 WIB

Pasar Baja Tertekan Akibat Covid-19

Apabila industri sempat mati, maka akan sulit untuk dihidupkan kembali.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Dirut PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (PT KS) Silmy Karim. PT Krakatau Steel menilai, jika tekanan ekonomi akibat Covid-19 berlanjut, kinerja perusahaan bisa terdampak.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Dirut PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (PT KS) Silmy Karim. PT Krakatau Steel menilai, jika tekanan ekonomi akibat Covid-19 berlanjut, kinerja perusahaan bisa terdampak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengatakan kinerja perusahaan di kuartal-II 2020 akan cukup menantang. Pasalnya, tekanan pandemi Covid-19 telah menyebabkan pasar baja melemah sampai sekitar 50 persen. 

"Melemahnya perekonomian nasional telah berdampak pada industri baja. Jika hal ini berlanjut terus maka kami perkirakan akan berdampak pada kinerja perusahaan tahun ini," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim, melalui keterangan tertulis, Jumat (29/5).

Baca Juga

Silmy mengatakan, Krakatau Steel sebagai BUMN strategis dengan dukungan pemerintah berusaha untuk menjaga industri hilir dan industri pengguna agar tetap beroperasi. Ia melanjutkan, industri baja memiliki efek berlapis yang sangat luas khususnya dalam hal ketersediaan lapangan pekerjaan, pengurangan ketergantungan terhadap impor, dan peningkatan daya saing industri nasional. 

Industri hilir dan industri pengguna bisa menutup lini produksi karena rendahnya utilisasi akibat terdampak Covid-19.Hal ini sangat berisiko karena karakteristik industri memerlukan waktu yang lama untuk bisa produksi kembali.

Menurut Silmy, kondisi ini akan menjadi celah masuknya produk impor yang dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan nasional. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah antisipasi agar kondisi ini tidak semakin berlarut-larut. 

"Apabila industri sempat mati, maka akan sulit untuk dihidupkan kembali karena dibutuhkan usaha ekstra dan bisa memakan waktu lama serta biaya lebih besar untuk memulihkannya. Kondisi ini akan lebih parah lagi jika pasar dalam negeri sudah terlanjur diisi oleh produk impor," tutur Silmy. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement