Kamis 28 May 2020 18:36 WIB

Filipina Perbarui Data Kasus Covid-19

Filipina mencatatkan tambahan Covid-19 sebanyak 539 kasus dengan 17 kematian

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Peserta pelatihan polisi menggunakan alat pelindung diri melakukan simulasi penerapan jarak fisik di dalam kereta api, Manila, Filipina, Selasa (26/5). Filipina mencatatkan tambahan Covid-19 sebanyak 539 kasus dengan 17 kematian. Ilustrasi.
Foto: REUTERS / Eloisa Lopez
Peserta pelatihan polisi menggunakan alat pelindung diri melakukan simulasi penerapan jarak fisik di dalam kereta api, Manila, Filipina, Selasa (26/5). Filipina mencatatkan tambahan Covid-19 sebanyak 539 kasus dengan 17 kematian. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Kementerian Kesehatan Filipina memperbarui data kasus Covid-19 yakni tambahan 539 kasus dengan 17 kematian pada Kamis. Angka tersebut merupakan jumlah harian tertinggi sejak virus terdeteksi di negara tersebut.

Dalam sebuah buletin, kementerian menyebutkan hingga saat ini total kasus Covid-19 mencapai 15.588 dengan 921 kematian. Sementara itu, tercatat 3.598 pasien sembuh.

Baca Juga

Panel antarlembaga Covid-19 merekomendasikan kepada Presiden Rodrigo Duterte agar melonggarkan langkah pembatasan Covid-19 di ibu kota, yang mencatat sebagian besar kasus dan kematian akibat virus corona, untuk memulai kembali kegiatan ekonomi.

Seperti yang dialami beberapa negara lain, Filipina mengalami keterbatasan dalam melakukan uji corona kepada warga negaranya dalam jumlah yang signifikan. Namun upaya untuk menambah anggaran untuk penyediaan alat uji corona agar jangkauan warga yang diuji untuk mendeteksi penularan virus corona telah disetujui Presiden Duterte.

Pada awal-awal pemberlakuan karantina wilayah, Duterte menjalankannya dengan tegas dan cenderung keras. Dia memerintahkan petugas ketertiban dan keamanan untuk "tembak saja" para pelanggar karantina wilayah. Kalangan pegiat hak asasi manusia mengkritik kebijakan pemberlakuan pembatasan semasa pandemi corona sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement