Kamis 28 May 2020 14:01 WIB

Penjelasan Rektor Unair Terkait Penutupan RSUA dan ITD

Saat ini, ada 100 lebih pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan di RSUA.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Poli Khusus Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Poli Khusus Corona Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Moh Nasih menegaskan pihaknya menutup sementara Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA). Nasih mengaku, penutupan sementara tersebut dilakukan guna melakukan penataan ulang dan optimalisasi pelayanan bagi pasien. 

Selain itu, Lembaga Penyakit Tropis atau ITD Unair juga untuk sementara hanya menerima sampel Covid-19 dari RSUA. "Penutupan sementara RSUA dan ITD merupakan bagian dan upaya kami untuk melakukan perbaikan dan penataan internal," ujar Nasih di Surabaya, Kamis (28/5).

Baca Juga

Nasih mengungkapkan, berdasarkan catatan, saat ini ada 100 lebih pasien Covid-19 yang sedang dalam perawatan di RSUA. Angka itu semakin hari terus bertambah. 

Karena keterbatasan bed yang dimiliki, kata Nasih, kebijakan penutupan sementara harus ambil. "Kami tidak ingin, dengan memaksakan untuk menerima pasien sedang kapasitas bed tidak ada. Hal ini, justru akan menimbulkan masalah baru. Tidak mungkin, pasien akan dirawat seadanya atau bahkan kami taruh di IGD," ujar Nasih.

Nasih menegaskan, penutupan sementara ini merupakan ikhtiar bersama untuk melakukan penataan internal dan penambahan fasilitas yang masih kurang. Penutupan sementara, kata Nasih, murni karena keterbatasan tempat tidur.

"Meski saat ini sedang dalam proses penambahan, namun semua perlu waktu dan rancangan kami, dalam waktu dekat ada penambahan 100," kata Nasih.

Perihal penutupan sementara di ITD, kata Nasih, hal itu juga berkaitan erat dengan keterbatasan SDM yang dimiliki. Dengan kata lain, lanjut Nasih, pentupan semantara juga bagian dari ikhtiar untuk menyiapkan SDM dan alat pengujian yang lebih baik lagi.

"Ke depan, kami tidak ingin adanya penumpukan sampel Covid-19 yang harus menunggu lama dalam peroses pengujiannya. Usai penataan internal ini, kami ingin sampel yang masuk pada hari itu bisa diproses dan hasilnya segera bisa diketahui," kata Nasih. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement