Kamis 28 May 2020 06:32 WIB

Covid-19 Pengaruhi Perawatan Koleksi Museum dan Galeri

Hal yang pengaruhi, yakni jumlah tenaga yang merawat dan intensitas pengecekan suhu.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ratna Puspita
Pengunjung melihat pameran di Museum Galeri Nasional, Jakarta (Ilustrasi). Penutupan museum dan galeri dalam waktu cukup lama berpengaruh terhadap perawatan karya koleksi.
Foto: Thoudy Badai_Republika
Pengunjung melihat pameran di Museum Galeri Nasional, Jakarta (Ilustrasi). Penutupan museum dan galeri dalam waktu cukup lama berpengaruh terhadap perawatan karya koleksi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 memberikan tantangan baru bagi museum-museum dan galeri di berbagai negara termasuk indonesia. Konservator Galeri Nasional Indonesia Jarot Mahendra mengatakan penutupan museum dan galeri dalam waktu cukup lama berpengaruh terhadap perawatan karya koleksi. 

"Tenaga yang merawat koleksi juga berkurang karena diterapkannya work from home. Pengecekan suhu ruangan, kelembaban udara, serta hal-hal teknis lainnya juga berkurang intensitasnya," kata Jarot, dalam keterangannya, Rabu (27/5). 

Baca Juga

Faktor lainnya, untuk menghilangkan penyebaran Covid-19 dilakukan penyemprotan disinfektan pada ruang-ruang museum atau galeri. Namun, lanjut dia, ada bahan-bahan kimia tertentu dalam disinfektan yang dimungkinkan bisa merusak permukaan dan bahan karya seni rupa. 

Selain itu, zat-zat kimia tertentu pada sabun cuci tangan atau hand sanitizer, dimungkinkan dapat menyumbang pada kerusakan karya seni rupa. Hal itu mungkin terjadi apabila cairan tersebut bersentuhan langsung dengan koleksi. 

"Karena itu, diperlukan strategi yang tepat untuk memastikan agar karya seni rupa tetap aman dan terawat dengan baik selama masa pandemi Covid-19," kata Jarot. 

Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto menambahkan, koleksi karya seni yang dimiliki merupaka koleksi negara yang memiliki nilai-nilai penting. Nilai-nilai meliputi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi, dan pariwisata termasuk di dalamnya. 

"Karena itu, koleksi tersebut penting untuk dilindungi dengan cara dirawat secara intensif," kata Pustanto. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement