Rabu 27 May 2020 23:41 WIB

Banjir Rob Landa Pesisir Tasikmalaya dan Pangandaran

Banjir rob melanda pesisir pantai di Tasikmalaya dan Pangandaran

Banjir rob (ilustrasi).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Banjir rob (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Gelombang tinggi di laut selatan Jawa mengakibatkan banjir rob menggenangi jalan dan permukiman penduduk di pesisir pantai wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Pangandaran, Jawa Barat. Banjir rob telah melanda sejak Ahad (24/5) lalu hingga hari Rabu (27/5) ini.

Koordinator Relawan Penanggulangan Bencana Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Rahmat Saputra membenarkan adanya gelombang laut yang pasang sampai ke jalan dan permukiman rumah warga di Cipatujah dan daerah sekitar lainnya. "Hempasannya sampai ke warung bahkan jalan raya, khususnya di dekat penangkaran penyu," kata Rahmat.

Baca Juga

Rahmat menuturkan, tinggi gelombang di laut diperkirakan mencapai lima meter di lautan kemudian bisa sampai ke daratan dengan ketinggian sekitar 50 sampai 100 centimeter. Rahmat bersama sukarelawan lainnya telah memperingatkan warga di pesisir pantai untuk tetap waspada dan tidak mendekati pantai karena gelombang tinggi masih terus terjadi.

"Sampai sekarang masih terjadi, nelayan juga sudah tidak melaut, karena ombaknya besar," kata Rahmat.

Sedangkan di Pangandaran dilaporkan ratusan rumah warga terdampak banjir rob dari gelombang tinggi di lautan dan luapan air sungai yang terjadi sejak beberapa hari ke belakang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran, Nana Ruhena membenarkan, kejadian banjir melanda rumah warga di Kecamatan Kalipucang dengan ketinggian air sekitar 30 sampai 40 centimeter.

Namun banjir yang disebabkan pasang air laut itu, kata Ruhena, hanya berlangsung sebentar menggenangi rumah warga, air cepat surut dan warga kembali beraktivitas seperti biasa. "Tapi itu tak lama, langsung surut lagi," ucapnya.

Ia menyampaikan, banjir rob di Pangandaran sudah sering terjadi, warga yang daerahnya terdampak sudah melakukan berbagai antisipasi seperti meninggikan rumahnya agar tidak tergenang air. Selama ini, lanjut dia, genangan air yang melanda rumah warga bukan hanya langsung dari laut, melainkan dari luapan air Sungai Citanduy yang tidak mengalir ke laut.

"Air dari sungai tak mengalir ke laut karena pasang, jadinya meluap ke pemukiman warga," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement