Rabu 27 May 2020 06:34 WIB

Presiden China Minta Militer Perkuat Kesiapan Perang

Presiden China Xi Jinping akan meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata.

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Presiden China Xi Jinping akan meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata. Ilustrasi.
Foto: REUTERS/Lintao Zhang
Presiden China Xi Jinping akan meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden China Xi Jinping mengatakan, negaranya akan meningkatkan kesiapan angkatan bersenjata dalam bertempur. Pada Selasa (26/5) stasiun televisi China melaporkan Xi juga mengatakan akan meningkatkan kemampuan militer dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Pandemi virus corona telah berdampak pada keamanan nasional. Stasiun televisi milik Pemerintah China itu mengutip Xi yang mengatakan performa China yang berhasil mengatasi virus corona memperlihatkan kesuksesan reformasi militer.

Baca Juga

Karena itu, angkatan bersenjata harus mengeksplorasi cara baru untuk latihan di tengah pandemi. Xi juga menjabat sebagai ketua Dewan Komisi Pusat Militer China.

Hal ini ia sampaikan saat menghadiri rapat dengan delegasi angkatan bersenjata China, Tentara Pembebasan Rakyat, dan Pasukan Polisi Bersenjata Rakyat. Pertemuan itu digelar di sela-sela rapat tahunan parlemen.

Hingga kini China masih ditekan beberapa isu di luar pandemi virus corona seperti undang-undang keamanan Hong Kong, gerakan pro demokrasi Taiwan, dan masyarakat Uighur di Xinjiang. Sebelumnya China sudah menegaskan isu Xinjiang merupakan urusan domestik.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, mengatakan, campur tangan atau intervensi asing terkait masalah di wilayah tersebut tidak dimungkinkan. Hal itu ia sampaikan saat menjawab pertanyaan tentang rencana Departemen Perdagangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada perusahaan China yang relevan dan lembaga pemerintah atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Xinjiang.

"Perlu digarisbawahi Xinjiang adalah murni urusan dalam negeri China yang tidak memungkinkan campur tangan asing," kata Zhao dalam pengarahan pers pada Senin (25/5) lalu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement